Rabu, 31 Desember 2014

SENTUHAN ROBBANI

Setiap hari kita beraktifitas dengan beragam kegiatan. Ketika mata terbuka dengan napas panjang pemberian-Nya, sering kita lupa mengucap syukur pada-Nya. Bayangan kita langsung tertuju pada kamar mandi tempat membersihkan diri. Saat memasuki toilet, kita jarang memperhatikan kaki mana yang masuk dan bacaan yang perlu dilafalkan. Begitu pula saat keluar pintu kamar mandi. Kita anggap itu semua rutinitas belaka dan tak perlu ada tuntunan yang mesti dihiraukan. Hal yang diingat daam benak kita hanyalah perkara-perkara besar yang efeknya cepat dan di depan mata. Padahal, sesungguhnya tidaklah begitu cara pandangnya. Banyak hal-hal kecil yang memiliki kekuatan besar yang dapat merubah hidup kita. Marilah sejenak kita merenung dan sekedar membandingkan kebiasaan kita di atas dengan uraian di bawah ini.

Sesungguhnya, Islam mengajarkan setiap langkah kita potensial bernilai ibadah. Hal-hal kecil seperti doa bangun tidur, doa masuk toilet, dan doa makan bukanlah aktifitas sekedar biasa saja. Namun lebih dari itu, panjatan doa senyatanya sebuah panduan betapa kita ini membutuhkan kekuatan sang Maha Khaliq yang membuat kita wujud hingga hari ini. Basmalah dan hamdalah adalah dua doa paling populer yang mengajari kita untuk menyadari hakikat kita sebenarnya. Basmalah menunjukkan betapa Allah dibutuhkan untuk mendampingi langkah kita, apapun itu, hingga akhirnya selesai. Basmalah merupakan manifestasi kebutuhan pengayoman dan perlindungan yang selalu kita idam-idamkan. Dengan basmalah, kita mengakui bahwa apa yang kita perbuat adalah cerminan permohonan petunjuk kepada Allah yang sangat mencintai hamba-Nya. Meskipun kita tidak membaca basmalah, kita masih bisa beraktifitas. Namun hasilnya akan terasa beda. Kesuksesan yang diraih tanpa basmalah bisa jadi dikagumi banyak orang namun justru membuat kita takabur. Beda halnya kesuksesan yang dihasilkan dengan iringan basmalah. Kesuksesan itu, baik dikagumi atau tidak, akan menambah keyakinan dan kesadaran bahwa Allah sebagai pemberi kekuatan dan inspirasi sungguh luar biasa. Kesadaran ini mengajari kita untuk tetap tawadhu dan siap memberikan manfaat kepada orang lain tanpa pamrih. Kemampuan kita yang dimanfaatkan orang lain hanyalah salah satu bentuk cara tuhan untuk memberikan pertolongan-Nya kepada para hamba-Nya. Dengan kata lain, kita hanyalah kepanjangan "tangan" Allah dalam mengatur kehidupan ini. Dengan begitu, kalimat hamdalah akan mudah terucap oleh lisan kita sebagai pengakuan kebesaran dan kekuasaan-Nya. Jadi, tak akan ada congkak dalam hati karena jika Allah sebagai sang empu menarik segala potensi yang ada pada diri kita, niscaya kita kembali ke titik nol yang sama sekali tidak memiliki nilai guna.

Dari sini dapat ditarik benang merah bahwa setiap awal kegiatan dalam kehidupan kita, perlu untuk diberi sentuhan robbani. Sentuhan robbani maksudnya kesadaran keberadaan Allah di sekitar kita, di setiap hirup nafas kita, di setiap kedip mata kita, dan disetiap degup jantung kita. Allah begitu dekat dengan kita dan Allah begitu sayang kepada kita. Kita yang mungkin selama ini lupa mengingat-Nya dan merasa kuasa dengan kekuatan sementara yang kita rasakan perlu kembali menata hati dan pikiran kita bahwa kita adalah hamba-Nya yang hanya dapat berbuat jika Dia menghendaki. Rutinitas kita yang selama ini terasa hambar mungkin karena tidak diberi sentuhan robani di dalamnya. Oleh sebab itu, di akhir tahun 2014 dan di awal tahun 2015 ini, marilah kita benahi diri dengan menjadikan Allah sebagai tujuan hidup kita. Semoga kita semua berada di bawah lindungan dan ridha-Nya Amin.

Introduction