Sabtu, 30 Juni 2012

TATA CARA PENGABDIAN DI MASYARAKAT

Bergaul dengan masyarakat itu gampang-gampang susah. Hal itu dianggap gampang karena masyarakat adalah tempat di mana kita  hidup dan tumbuh. Saat mata kita terbuka, kita sudah berada di masyarakat. Jadi, rasanya tak mungkin kita bertahan hidup hingga hari ini tanpa masyarakat yang telah melingkupi kita. Pendek kata, masyarakat adalah induk kita. Sebaliknya bergaul  dengan masyarakat dianggap susah karena masyarakat mempunyai norma dan aturan tersendiri.  Mereka paling tidak suka ketika aturan yang sudah sekian lama berlaku tiba-tiba dihapus atau diubah. Hukuman masyarakat malah terkadang lebih keras dan lebih besar dampaknya bagi seseorang. Oleh sebab itu, hati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku menjadi suatu keniscayaan agar tidak menimbulkan masalah.
Ada beberapa tata cara bermasyarakat, khususnya dalam rangka pengabdian diri bersama mereka.
1. Mengenal dan memahami karakter masyarakat. Mengenal masyarakat bisa diawali dengan mengenal para tokohnya. Silaturahim dengan mereka akan memudahkan pemahaman tentang tradisi masyarakat tersebut. Dengan begitu, sikap-sikap yang akan ditunjukkan harus sesuai dengan aturan yang telah menjadi budaya masyarakat.
2. Menjalin hubungan lebih dekat tanpa kontroversi. Meskipun tiap orang mempunyai kecenderungan untuk mengutamakan ego, saat bergabung dengan masyarakat, egoisme harus benar-benar ditekan.
3. Mengutamakan evolusi daripada revolusi. Ketika ada keinginan untuk merubah, langkah yang dilakukan adalah step by step dan dalam waktu yang cukup panjang. Merubah perilaku masyarakat yang dianggap negatif membutuhkan kesabaran ekstra dan langkah-langkah yang tidak frontal.

MEMBANGUN BANK BERBASIS ZAKAT

Ide memberdayakan dan mengembangkan masyarakat melalui zakat sudah banyak dibicarakan para pakar. eL-Zawa UIN Maliki Malang melalui program BMTnya berencana mendeklarasikan bank berbasis zakat akhir tahun ini. Dana zakat yang semakin banyak diterima eL-Zawa akan digunakan sebagai dana awal bank syariah yang benar-benar syariah di kampus UIN. Dana yang bukan dari pihak ketiga ini akan dikelola untuk memberikan bantuan permodalan bagi UMKM yang selama ini sudah dibina.

Berbagai program pembiayaan akan terus dikembangkan. Di antaranya adalah program Qordhul Hasan, murobahah, dan mudharabah. Uniknya, program Qardhul Hasan yang merupakan pembiayaan tanpa bunga dan tanpa sedikitpun tambahan dari pokok pinjaman dijadikan sebagai program unggulan. Ini artinya, bank berbasis zakat eL-Zawa tidak mencari keuntungan dalam memproduktifkan dana zakat. Dengan demikian, dana zakat akan terus disalurkan namun bersifat mendidik dan memberdayakan masyarakat berdasarkan sistem bank yang mapan.

Rabu, 27 Juni 2012

ORANG CERDAS YANG SESUNGGUHNYA

Menjadi orang cerdas adalah dambaan setiap insan. Bisa kita kihat betapa sekolah-sekolah di seluruh penjuru dunia bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik untuk peserta didik agar mereka cerdas. Di Indonesia, pemerintah melakukan gawe besar untuk mengukur kecerdasan dengan UAN atau UN. Beberapa pelajaran inti dijadikan tolok ukur kecerdasan itu, antara lain bahasa Inggris, IPA, dan IPS. Hal itu sudah disepakati oleh banyak pihak bahwa kecerdasan intelektual itu menjadi bagian keberhasilan seseorang dalam menjalani hidupnya kelak.

Sayangnya, tidak semua orang sepakat dengan pendapat di atas. Kecerdasan yang hanya mengagungkan IQ ternyata banyak melahirkan orang-orang berpendidikan tinggi namun dalam perilakunya tidak mnecerminkan ilmua yang dimiliki. Tak jarang ditemukan bahwa ilmu yang didalami justru memuluskannya untuk melakukan manipulasi halus dan penipuan licik. Akibatnya, rakyat banyak menjadi korban sikapnya yang egois dan korup.

Nah, apa sebenarnya kecerdasan yang rekomendasikan agama Islam? Salah satu indikator yang layak diperhitungkan adalah kesiapan mental menghadapi kematian. Lho, mengapa kematian menjadi ukuran? Jawabnya sangat mudah, bahwa setiap orang pasti mati. Persoalannya, sejauh mana seseorang mempersiapkan kematiannya? Seberapa banyak bekal yang akan mendampingi perjalanan panjangnya?

Bagi mereka yang tak percaya Tuhan apalagi kehidupan pasca kematian, bolehlah tulisan ini diabaikan. Tetapi, bagi seorang Muslim, kehidupan akhirat adalah haq dan pasti terjadi. Hanya saja, kehidupan dunia yang gemerlap dan menyilaukan mata terkadang telah membutakan hati tentang perlunya persiapan kehidupan akhirat. Dengan berpikir bahwa setiap amal perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban langsung oleh sang Khaliq, niscaya kita tidak akan berani melanggar aturan Tuhan yang sudah tertuang dalam al-Qur'an dan hadis. Sekali melanggar, apalagi menganiaya orang banyak, niscaya kita akan menanggung dosa dan siap-siap menyesal. Oleh sebab itu, kematian akan menjadi nasehat terbaik agar manusia kembali mengingat fitrahnya sehingga akan hati-hati dalam menjalani sisa-sisa hidupnya.  Inilah kecerdasan yang sesungguhnya, hidup arif dan santun, tanpa perlu menyakiti orang lain...

Selasa, 26 Juni 2012

SETELAH DOKTOR, SO WHAT?

ALHAMDU LILLAH...

Tak habis-habis aku memuji kebesaran Gusti Allah....
Rasanya, tak habis-habis Dia memberikan segala karunia sepanjang waktu...

 Salah satu anugerah terindah dan terbesar yang baru saja kuterima adalah selesainya aku dalam studi program S3 di IAIN Walisongo Semarang. Jenjang terakhir yang terasa sangat berat itu kini sudah terlewati...yang terlampaui dengan sangat manis. Gelar doktor kini sudah di tangan, apalagi yudisiumnya pun cukup membanggakan, Cum Laude. Rasanya, segala penderitaan lahir batin yang cukup mengenaskan terbayar sudah. Ibarat seorang ibu yang bersusah payah mengandung dan berjuang hebat dalam melahirkan. Saat sang bayi lahir, segala penderitaannya pun seakan lenyap dan tergantikan oleh tangisan sang buah hati yang mendamaikan jiwa. Kini ia punya tugas baru, yakni mengasuh dan mendidik manusia baru itu yang tak kalah menantangnya. Begitu pula diriku, gelar pendidikan akademik puncak itu adalah langkah awal bagiku untuk masuk dunia lain, dunia yang lebih menuntut pengerahan kemampuan intelektual, emosional, dan juga spiritual hingga akhir hayat. Semoga, Allah SWT senantiasa memberiku petunjuk ke jalan yang diridhai-Nya dalam proses pengabdianku yang kian tanpa batas.

Introduction