Selasa, 19 Mei 2015

CIKUNGUYA YANG MEWABAH DI KAMPUNGKU

Cikunguya rupanya sedang menjangkiti masyarakat di desaku. Awalnya aku tak peduli. Kukira penyakit ini segera saja lenyap dari kampungku. Ternyata tidak. Satu demi satu keluarga terserang penyakit ini. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya satu dua orang dalam satu rumah, namun hampir seluruh penghuni rumah itu terkena penyakit ini. Ngeri namun rasanya tak berdaya.

Untuk kasus keluargaku, mula-mula anak pertamaku mengalami demam tinggi. Lalu, kakinya terasa sakit ketika berjalan. Gejalanya berkembang yang akhirnya berujung pada penyakit tipes. Hal serupa dialami oleh anakku yang kedua. Demam tinggi beberapa hari mirip kakaknya. Kakinya sulit digerakkan dan harus digendong untuk beraktifitas. Untungnya segera kubawa ke dokter dan diberi obat yang juga sejenis dengan obat kakaknya. Dalam waktu satu minggu, semua sehat seperti sedia kala.

Aku berpikir bahwa keluargaku sudah bebas dari penyakit. Ternyata, beberapa hari kemudian, aku merasakan sakit di telapak kakiku. Aku sempat mengira aku terkena asam urat atau kolesterol tinggi. Beberapa saat kemudian, persendian kaki dan tangan terasa ngilu. Bila digerakkan terasa sakit. Aku hampir tidak bisa bangun dari tempat tidur. Bila badan digerakkan sedikit, sakitnya bukan main. Ketika bagian-bagian kaki dan tangan dipijit, sakitnya makin meningkat. Untuk mengurangi ngilu, aku minum ibuprofen dan parasetamol. Setelah beberapa hari kemudian, sakit linu mulai berkurang dan muncul bintik-bintik merah di area tangan dan kaki yang disertai gatal. Akhirnya, karena badanku sudah bisa lumayan beraktifitas, aku pun ke dokter untuk konsultasi dan minta resep. Kini, setelah satu bulan, badanku sudah cukup pulih namun ngilu di persendian, terutama lutut dan pergelangan tangan masih sering terasa. Jika kakiku ditekuk lama, seperti bersila, nyeri kaki kembali menyerang dan sakitnya luar biasa. Akhirnya, aku konsultasi ke dokter dan diberi natrium deklofenak untuk mengurangi nyeri.

Belum sembuh total badanku, giliran istriku mengalami hal serupa. Beberapa hari ia tidak bisa bangun. Ia harus dituntun untuk sekedar ke kamar mandi atau bahkan bangun dari tempat tidur. Hmmm, pengalaman cikunguya yang benar-benar tak terlupakan!


Introduction