Sabtu, 30 Oktober 2010

KIAT HINDARI KECEWA AGAR TIDAK JATUH SAKIT

Manusia mana yang tak pernah kecewa? Jawabnya pasti hampir semua pernah merasakan pahitnya kecewa. Munculnya rasa tidak puas itu karena ada kesenjangan (gap) antara harapan dan kenyataan. Kekecewaan yang sangat mendalam dapat memicu rasa putus asa, rendah diri, dan bisa berakibat fatal. Bagi mereka yang tak biasa hidup tertekan, pilihan-pilihan "nekad" bisa jadi alternatif menyengsarakan. Tetapi, bagi sebagian orang yang paham arti hidup, pakem hidup, dan dinamika kehidupan, ia tak akan menyerah dengan lunglai. Justru sebaliknya, tantangan yang menyakitkan hati akan dihadapi dengan senyuman dan pikiran dingin. Toh, ada Tuhan yang paling kuasa mengatur kehidupannya. Itulah enaknya kalau kita yakin bahwa Allah SWT sebagai Tuhan seru sekalian alam.


Tapi, apakah semudah itu menerapkan teori di atas? Kalau tingkat kecewanya sederhana, barangkali mudah saja bagi kita untuk segera melupakannya. Namun, bila kekecewaan itu sangat berat atau bahkan terlampau berat, apakah dengan pasrah saja sudah cukup? Banyak bukti menunjukkan bahwa aneka hiburan untuk meredam rasa kecewa itu tidak serta-merta menurunkan derajat kecewa. Banyak kasus kekecewaan atas kekalahan atau hancurnya harapan berakibat pada sakit badan hingga sakit jiwa. Ambil contoh, salah satu calon lurah jatuh pingsan ketika diumumkan bahwa dirinya kalah dalam pemilihan kepala desa. Padahal, di atas kertas, dirinya dengan mudah akan menang. Berjuta-juta dana yang sumbernya dari pinjaman telah dihamburkan demi kemenangannya. Kini, saat dirinya jatuh tersungkur penuh rasa malu dan takut, ia kehilangan kesadaran. Orang-orang di sekilingnya hanya memandangnya iba tanpa bisa membantu. Jika sang calon yang gagal ini tidak kuat pertahanan iman dan mentalnya, ia bisa menembak kepalanya atau jadi hilang ingatan. Dari kisah ini, kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa bercita-cita tinggi hingga menembus ujung langit hendaknya dibarengi dengan ikhtiyar batin yang kokoh serta perhitungan yang masak sehingga ketika harapan yang demikian melambung itu tak tercapai dapat diatasi dengan landai tanpa depresi yang berlebihan.

Lalu bagaimana langkah nyata untuk menangkal stress berat akibat kecewa? Ada beberapa tips yang bisa kita aplikasikan dalam hidup kita.
1. Pasang target yang realistik. Kalimat ini sering kita dengar tapi dalam kenyataannya, tingkat realistik itu sulit untuk diukur. Bagi seseorang, target realistik adalah ketika dirinya menjadi gubernur. Tapi bagi sebagian yang lain terget realistik adalah cukup menjadi modin. Di sini perlu kearifan pribadi setelah mendengar beberapa saran dari orang yang kenal dekat dengan kepribadian kita. Dari target ini, juga harus diimbangi dengan beberapa langkah strategis jika target itu meleset. Ini merupakan bagian dari langkah "planning" dalam istilah manajemen. Tahap-tahap antisipasi sangat bermanfaat ketika harapan itu ternyata hanya isapan jempol belaka.
2. Pilih konsultan terpercaya. Konsultan di sini tidak mesti bergelar sarjana atau punya ijin praktik. Dalam sekala kecil, pasangan hidup (istri/suami) bisa menjadi konsultan yang baik. Anggota keluarga yang senior juga bisa menjadi tempat mengadu di saat dirundung masalah. Pendek kata, konsultan adalah orang yang selalu memberikan dukungan moral untuk keberhasilan kita. Ketika nanti langkah kita tidak mulus, ia akan datang dengan segala nasehat yang menyejukkan sehingga kita dapat terhindar dari tindakan di luar kontrol akal sehat.
3. Memasang niat yang benar. Ini sebenarnya bisa jadi langkah pertama. Tetapi, kadang niat itu baru diketahui ketika masalah sedang menghadang. Bagi orang yang salah niat, misalnya hanya ingin berkuasa, ingin dipuji, atau bahkan ingin mengeruk keuntungan, tatkala ia dirundung masalah, ia akan mudah kecewa dan down. Mimpi-mimpinya untuk dielu-elukan kini hancur karena malah dapat cercaan. Di sinilah pentingnya niat. Tujuannya untuk studi tinggi, sebagai misal, adalah untuk mencerahkan pikiran diri, keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Tatkala ternyata ia tidak dapat pekerjaan yang layak lalu orang mencibirnya gara-gara telah menguras harta kekayaan orang tuanya, sepatutnya kita tidak langsung drop dan meratapi nasib yang kurang beruntung. Kita memang bukan pencipta nasib dan bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Oleh sebab itu, niat studi yang benar akan memudahkan kita menenangkan diri di saat kenyataan tidak seperti yang kita bayangkan. Menuntut ilmu adalah ibadah dan bila ternyata tidak berefek pada penghasilan dan status sosial, setidaknya kita masih dapat menjadikan ilmu sebagai pelita bagi diri sendiri dan keluarga. Ilmu tidak akan pernah sia-sia bila kita mau menjaganya.


4. Terakhir, mohon ampunan dan mendekatkan diri pada Tuhan. Tuhan ibarat pohon besar nan rindang, gunung kokoh yang menjulang, atau rumah nyaman yang penuh damai. Kepada-Nya kita mengadu, mengeluh, berteduh, memohon, dan menyandarkan diri. Apa gunanya kita bercongkak ria bila akhirnya berujung pada duka nestapa. Apalah artinya harta kekayaan melimpah, jabatan tinggi, popularitas tak tertandingi, bila terrnyata kemudian batin kita perih dan merintih. Hati nurani tak pernah bisa dibohongi oleh siapapun termasuk si empunya hati. Oleh karena itu, kita harus berani membuka diri, melepas topeng tebal kita untuk benar-benar merendahkan hati di hadapan sang pencipta. Dari-Nyalah ketenangan hidup dan dari-Nya pula jawaban segala pesoalan yang menghimpit kita. Sudah banyak kisah teladan yang mengukuhkan bahwa obat jiwa yang paling manjur adalah ketika kita merasa dekat dengan sang Pencipta.

Semoga tips ini bermanfaat dan menyehatkan, baik bagi penulisnya yang juga sering gundah maupun bagi penikmat uraian singkat ini di bagian bumi manapun keberadaannya. Amin.

Rabu, 27 Oktober 2010

CARA MENGUBAH BLOGSPOT.COM MENJADI CO.CC

Bagi pecinta blogger, mungkin informasi ini bisa bermanfaat. Biasanya, ketika kita ingin memiliki blog pribadi, pilihan populernya adalah kita mendaftar di blogger.com. Kita tentunya harus mempunyai alamat email terlebih dahulu. Setelah berhasil membuat blog sendiri dengan segala variasinya, terkadang terbetik dalam hati untuk memperpendek alamat blog kita agar tidak selalu berakhiran blogspot.com. Nah, ternyata kita bisa membuat akhiran tersebut menjadi lebih pendek, seperti pengalaman saya berikut ini.

Sudah hampir dua tahun saya mengelola blog pribadi dengan alamat sudirmansetiono.blogspot.com. Para pengunjungnya pun cukup lumayan setiap harinya. Rata-rata mereka mengakses blog saya melalui google saat mencari artikel yang sesuai dengan minat pembaca. Belakangan ini, saya berpikir untuk memodifikasi alamat blog saya agar lebih pendek. Pilihan saya jatuh pada co.cc. Dulu saya pernah mencoba menggunakan alamat tersebut tetapi belum berhasil. Nah, saat ini, ketika saya coba ulangi lagi, ternyata impian saya bisa terwujud dengan alamat sudirmanhasan.co.cc.

Langkah-langkah pendek yang harus kita lakukan  adalah sebagai berikut:
1. Buka website http://www.co.cc/ ( di sana tertera bahwa untuk kepentingan pribadi, tidak dikenakan biasa alias free)
2. Ada pernyataan "get free domain with DNS service" lalu di bawahnya ada http://www............co.cc/
Pada bagian ini kita tulis alamat domain yang kita sukai. Untuk kasus saya, saya tulis sudirmanhasan.co.cc
3. Klik tombol di belakangnya "check availability", maksudnya alamat yang kita tulis akan dikomfirmasikan apakah pernah dipakai atau belum. Ketika dinyatakan http://www.sudirmanhasan.co.cc/ is available berarti alamat kita bisa diterima. Dengan begitu kita bisa lanjut ke langkah selanjutnya, yakni registrasi. Proses ini dimulai dari mengklik tombol "continue to registration"
4. Nah, ketika tombol sudah diklik, layar yang muncul adalah "Sign in to Co.cc with your  CO.cc  Account " Di sini, jangan langsung isi form terus "sign in" karena kita belum terdaftar (di sini dulu kesalahan saya), tapi lihat di bawahnya, ada tombol yang berbunyi "create a new account". Tombol ini  berfungsi mengarahkan kita untuk mengisi formulir pendaftaran.
5. Jika kita sudah sampai pada pengisian formulir yang judulnya "user name/enter a password" berarti kita sudah berada di jalan yang benar. Kita isi kotak-kotak kosong itu dengan info yang dibutuhkan, seperti nama, alamat email, dan passwordnya. Di bawahnya lagi ada formulir tentang organisasi, alamat lengkap, telepon, negara dan lain-lain. Kita isi aja dengan sesuka hati.
6. Terakhir jangan lupa klik kotak kecil "I accept the term"
7. Lalu langsung pencet "create account now"
8. Jadi deh.
9. Kita langsung diajak masuk menu sign in. Nah, karena kita tadi sudah punya user (email) dan password, kita masukkan saja di kotak itu, plus kata sandinya,  lalu klik "sign in."
10. Nah, langsung ada ucapan selamat, "Your new domain has been successfully registered."
11. Tinggal satu langkah lagi, yakni klik "set up" di bagian bawah. Kalau tidak, pendaftaran kita akan dianggap hangus dalam waktu 48 jam.
12. Setelah kita klik set up, kita akan dibawa ke layar yang menunjukkan alamat co.cc kita, kita klik lagi "set up" di sebelah kanannya.
13. Nah, di sini, cukup lihat nomor 3 saja, yang bunyinya "URL Forwarding" artinya alamat co.cc kita akan diarahkan ke alamat blogspot.com kita. Klik saja kalimat di bawah nomor 3  itu yang bunyinya "You.co.cc will redirect to your own website" kita langsung diarahkan untuk menulis alamat blog kita yang asli. Untuk kasus saya, saya tulis sudirmansetiono.blogspot.com. Lalu "title page"nya saya isi Islamic Philantropy yang menjadi judul blog saya.
14. Klik tombol "set up" dan sudah deh, berhasil......Untuk mengujinya, silakan buka alamat blog berakhiran co.cc kita di layar baru. Insya Allah sukses....langsung muncul blog kita...

Gimana, agak rumit kah? Tapi kalau kita langsung berhadapan dengan komputer, mudah banget kok, karena sudah saya paparkan instruksinya satu demi satu dan saya praktikkan langsung berbarengan dengan menulis langkah-langkahnya. Semoga tidak tersesat ya....Selamat mencoba....

Selasa, 26 Oktober 2010

GANTI ALAMAT BLOG MULAI 1 NOVEMBER

Kawan-Kawan Tercinta,

Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan yang berkenan mengunjungi blog saya.

Kedua, saya ingin menyampaikan bahwa mulai tanggal 1 November 2010, alamat blog saya berubah
dari
sudirmansetiono.blogspot.com
 menjadi
sudirmanhasan.blogspot.com.

 atau lebih pendeknya
sudirmanhasan.co.cc (alamat blog co.cc ini sudah bisa digunakan mulai sekarang)

Perubahan ini semata-mata dibuat demi kenyamanan kawan-kawan pengunjung yang menginginkan konsistensi nama "Sudirman Hasan" dalam setiap aktifitas saya.


Demikian pemberitahuan ini, atas ketidaknyamanan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih.

Wassalam.

Sudirman Hasan

Kamis, 21 Oktober 2010

CARA BERKUNJUNG KE ISTANA OBAMA

Minggu lalu saya berada di kota Alexandria, Virginia untuk melakukan penelitian lapangan di Pusat Islamic Relief Amerika. Kota ini sangat dekat dengan Washington DC. Bahkan, untuk menuju kota Alexandria, saya harus melalui bandara Washington DC-Reagan, bukan bandara Virginia. Ini menunjukkan bahwa kota ini berada di perbatasan propinsi Virginia, kota Washington DC, dan propinsi Maryland. Menariknya, Washington DC (Dictrict of Colombia) bukanlah state (propinsi) melainkan hanya kota berfungsi sebagai ibukota negara. Beda halnya dengan Indonesia yang beribukota Jakarta di propinsi DKI Jakarta.

Bersama Mister Gidion dari Ohio, saya berkesempatan berputar-putar keliling kota Washington DC. Kota ini memiliki sarana transportasi yang lengkap, cepat, dan murah. Kendaraan umum berupa bis dan kereta sangat menyenangkan. Dari rumah, saya naik bus Dash menuju stasiun kereta Trailway di jalan King Street. Dari situ, saya naik kereta Trailway menuju stasiun Federal Triangle dengan jarak tempuh sekitar 20 menit. Stasiun ini berada di bawah gedung Federal. Sedikit cerita, bahwa umumnya kereta api Amerika berada di bawah tanah sehingga tidak terhambat oleh lalu lintas kendaraan lain. Oleh sebab itu, perjalanannya lancar dan tepat waktu.

Rabu, 20 Oktober 2010

PENELITIAN HAMPIR USAI

Alhamdulillah, penelitian di Islamic Relief hampir selesai. Meskipun belum maksimal, tetapi setidaknya belajar langsung kepada lembaga non-profit Islam terbesar di Amerika setidaknya dapat memberikan pencerahan tentang bagaimana mengelola lembaga dana sosial umat secara profesional. Kemarin, saya dapat langsung bertemu para petinggi Islamic Relief sehingga informasi terbaru lembaga ini dapat diperoleh.

Hari Minggu lusa, saya akan kembali ke Iowa. Saya harus segera membuat laporan penelitian semaksimal mungkin sebelum pulang ke tanah air.

Jumat, 15 Oktober 2010

AKANKAH BADAI INI BERLALU?

Sore itu, ketika aku sampai di kantor Islamic Relief (IR), beberapa orang menyambutku. Tetapi, karena aku masih dianggap asing, mereka sepertinya tidak terlalu peduli. Setelah sejumlah karyawan tahu kalau aku adalah peneliti Indonesia yang sedang belajar, mereka satu-persatu mulai menyapaku dengan akrab. Hari itu ada rapat penting di kantor tersebut sehingga aku tak banyak bisa bertemu dengan kawan-kawan yang biasa kukontak, Nazia dan Basma.

Daripada bengong duduk sendiri di ruang tamu, aku pindah tempat di sebelah meja receptionis. Dia adalah Kevin, seorang profesional yang bersedia mengabdikan diri di lembaga non-profit itu. Darinya aku tahu tentang situasi terbaru IR. Tetapi, seperti adatnya bekerja di Amerika, aku tak boleh banyak bicara saat melakukan aktifitas. Akhirnya, aku buka laptop kecilku dan menyibukkan diri menulis laporan observasi awal.

Sekitar pukul 6, kantor mulai sepi. Semua karyawan meninggalkan tempat untuk kembali ke kediaman masing-masing. Tinggallah aku seorang diri menunggu Basma selesai menunaikan tugas. Perempuan bercadar itu kebetulan berperan sebagai customer service officer yang berada di ruang telepon. Ia baru bisa pulang sekitar pukul 9 malam.

Aku yang kelelahan tak dapat menahan kantuk. Mataku yang sudah 5 watt terkadang terpejam beberapa detik. Agak perih rasanya. Tapi, aku harus tetap menunggu hingga pukul 9. Basma berjanji akan mengantarkanku menemui Ibrahim, kawannya yang siap menampungku. Pukul 9 tepat, aku diantar ke sebuah swalayan mebel yang sangat ramai. Di sana, aku dipertemukan dengan Ibrahim, seorang karyawan toko tersebut. Wajah Ibrahim mengantarkan sinyal kurang bersahabat. Aku tidak tahu kesepakatan yang telah dibuat Basma dengan Ibrahim. Yang jelas, Basma tadi pagi memberitahukan kepadaku bahwa aku harus menyediakan beberapa ratus dolar untuk menyewa tempat tinggal selama di Alexandria. Ibrahim memintaku untuk menunjukan paspor dan ijin masuk Amerika. Aku merasa agak aneh melihat gelagatnya. Memangnya wajahku seperti teroris atau imigran gelap? Lelaki itu berbincang lama dengan Basma dengan bahasa Iraq yang tak aku paham. Intinya, aku akan dibawa ke rumahnya dan akan dititipkan ke temannya yang entah di mana.

Perasaanku mulai tidak enak. Ibrahim yang dari awal sudah tidak begitu berminat membantuku pasti akan melemparkanku ke orang lain yang bersedia memberiku tempat bermalam. Aku ibarat seorang tahanan yang siap dibawa kemana saja oleh polisi. Aku diajak masuk mobilnya dan melaju menembus pekatnya kota. Pertama-tama aku diajak ke rumahnya. Di sana ada dua lelaki paruh baya yang juga tak kalah dinginnya melihatku. Aku pasrah kepada jatah Tuhan malam itu. Aku berusaha rileks meskipun jantungku berdegup kencang. Malam yang kian larut dan kondisi yang kurang fit membuatku kian lemah. Tapi aku berusaha tetap tegar.

Ibrahim menelepon kawannya. Beberapa saat kemudian, ia lalu mengajakku menemui kawannya itu di sebuah rumah makan Arab. Di sana aku dititipkan ke lelaki yang sama sekali tak aku kenal. Ibrahim dengan enaknya meninggalkanku seperti barang titipan.

Lelaki itu bertubuh besar dan bermata tajam. Pria yang akhirnya aku kenal bernama Kasim itu duduk bersama perempuan muda dan anak balita. Aku kira mereka adalah satu keluarga. Ternyata aku salah. Mereka hanyalah berteman tapi mesra.

Lama aku menunggu mereka makan. Tak sekalipun mereka peduli kalau aku juga lapar. Tak ada seulas senyum pun yang ia berikan padaku. Aku hanya diam di pojok warung itu sambil menahan kantuk. Setelah mereka menuntaskan makan, mereka mengajakku masuk mobilnya. Aku pun dibawa ke sebuah rumah di komplek apartemen di pinggir kota.

Saat masuk rumah itu, Kasim menyilakanku duduk di sebuah kursi panjang yang lusuh. Ia pun kemudian mengatakan bahwa tempat tidurku adalah kursi itu. Sambil agak terperangah, aku tetap tersenyum. Dalam hatiku, aku bukannya tidak mau tidur di kursi seperti pengalamanku di Malang saat tidur di kantor, tetapi kondisi rumah itu benar-benar membuatku shock. Aku bukannya sok bersih, tetapi rumah itu bak penampungan gelandangan yang tidak punya tempat tinggal. Di rumah sempit itu, ada beberapa orang yang tidur di ruang tamu. Mereka punya kasur kecil sendiri-sendiri, sedangkan aku yang kedinginan tidak punya bantal dan selimut. Aku ibarat masuk sarang penyamun dan berkawan dengan para penjahat. Sangat menakutkan.

Rumah itu begitu kumuh. Baju dan jaket bergantungan di mana-mana. Gelas, puntung rokok, dan kertas berserakan. Kamar mandi sangat kotor dan dapur pun begitu rupa. Peralatan yang sudah banyak yang rusak dibiarkan begitu saja. Lantai yang tak pernah di sapu menambah pemandangan kumuh kian lengkap. Aku tak pernah membayangkan kalau aku akan terdampar di tempat seperti ini di Amerika. Aku sepertinya tak akan kerasan, tapi aku tak punya pilihan. Aku berusaha menghibur diri bahwa tempat ini tentu lebih baik daripada tenda penampungan bencana alam. Di sini aku masih bisa meluruskan kaki di kursi dengan sempurna. Aku masih bersyukur bahwa aku tidak akan lama tinggal di tempat itu.

Malam kian larut dan aku tak bisa tidur. Sesekali aku menggigil karena udara dingin cukup menyengat di musim gugur ini. Aku hanya bisa berlindung pada jaket satu-satunya yang kubawa. Pikiranku menerawang ke mana-mana. Pintu rumah yang tidak bisa ditutup membuat aku agak khawatir akan keselamatan jiwaku. Besok pagi aku juga harus ke kantor padahal aku tidak tahu bagaimana caranya. Pilihanku hanya naik taksi. Aku tak mungkin meminta petunjuk pemilik rumah itu karena ia sepertinya akan bersenang-senang dengan teman kencannya malam itu. Hemmm…benar-benar menantang bukan?

Kamis, 14 Oktober 2010

PETUALANGAN KE VIRGINIA



Bingung, sedih, was-was, ragu, khawatir, cemas, dan kecewa, campur aduk jadi satu. Itu adalah perasaanku belakangan ini. Belum lagi ditambah sakit kepala yang mulai menyerang beberapa kali. Tapi, paling tidak, aku mendapat hiburan dapat bertemu dengan orang-orang penting di tempat penelitianku, Islamic Relief (IR).

Beberapa hari sebelum berangkat, aku sempat merasakan nyeri di dada sebelah kiri. Aku tidak tahu kenapa itu terjadi. Mungkin, aku masuk angin atau salah menempatkan postur saat tidur. Kalau aku menguap, bersin atau nafas panjang, dadaku terasa sakit sekali, seperti ada duri yang menusuk tulangku. Hal ini bisa jadi merupakan pertanda bahwa perjalananku ke tempat penelitian tidaklah mulus. Aku harus siap menghadapi tantangan baru di lokasi yang sama sekali tak aku tahu. Padahal, awalnya aku berpikir bahwa aku akan mudah melakukan penelitian di Amerika. Pertama kali di New York, aku sempat tidak makan nasi hingga lima hari. Begitu pula di Iowa, aku kesulitan mencari tempat tinggal. Nah, di Virginia, aku justru terdapar di sebuah rumah lusuh nan kotor di tengah malam milik orang sama sekali tidak kukenal sebelumnya.

Rabu, 13 Oktober 2010

MALAM DI VIRGINIA

Letih...
Lelah...
Takut...
Bingung...
Pusing...

Ku tak paham

Pengalaman yang menantang
Terus berulang-ulang

Gelap
Pekat
Sendiri
Sepi
Di dunia nyata
Serasa di alam maya

Untungnya sudah terbiasa
Terkatung-katung tanpa saudara
Membuktikan bahwa Tuhan memang ada

Sabtu, 09 Oktober 2010

ZAINUDDIN MZ SELINGKUH? SEMOGA TIDAK...

Santernya berita selingkuh Zainuddin MZ beberapa hari ini membuat saya ikut gerah. Masak sih? Apalagi dai yang kini mulai bersinar lagi melalui beberapa acara TV diisukan pernah menjalin cinta dengan Aida Saskia, hampir 10 tahun yang lalu. Mengapa harus hari ini Aida mempublikasikan kasusnya? Jangan-jangan perempuan itu hanya mencari sensasi belaka. Dalam beberapa berita online, Aida mengatakan bahwa ia sudah tidak tahan lagi atas perilaku dai sejuta ummat itu. Ia bahkan mengatakan tidak ingin ada Aida-Aida lain yang mengalami hal serupa dirinya. Dengan popularitasnya yang mulai menanjak, Aida khawatir bahwa kharisma yang dimiliki Zainuddin MZ saat ini akan dapat memperdaya wanita-wanita di sekitarnya, seperti yang ia pernah alami (detikhot/8 Oktober 2010).

Jumat, 08 Oktober 2010

SHALAT CUKUP DUA ATAU TIGA WAKTU...

Sejak meninggalkan tanah air, aku merasa betapa sulitnya shalat tepat waktu. Apalagi negara tujuanku bukan negara berpenduduk mayoritas muslim. Shalat seringkali menjadi nomor tak terhingga dalam hidupku. Sedih nian dalam hati tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.

Dalam perjalanan menuju Amerika, aku sulit mendeteksi waktu, apakah sudah masuk shalat tertentu atau belum. Jendela pesawat ditutup rapat agar para penumpang dapat istirahat. Ijtihadku mengatakan bahwa aku shalat sesuai dengan keyakinanku. Bila kuanggap sudah masuk shalat, aku langsung shalat dengan tayammum sebisanya.

Kamis, 07 Oktober 2010

FENOMENA 'BULLYING' DI SEKOLAH

Kita tentu tidak ingin kejadian bunuh diri menimpa anak kita, apalagi ketika usianya masih hijau ranau. Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa peristiwa bunuh diri sering terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar. Di Amerika, CNN beberapa hari terakhir ini menayangkan kematian siswa SD usia 11 tahun karena ia kerap kali diolok-olok kawannya. Ty Smalley, nama anak itu, merasa bahwa hidupnya tidak diperlukan lagi. Ia tak tahan menjadi bahan tertawaan kawan-kawannya setiap hari.

Orang tua Ty sebenarnya sudah sering mengadu kepada gurunya namun komplain itu tidak berhasil meredam tindakan negatif yang dilayangkan kepada Ty. Ty sering dijuluki sebagai setan, bodoh, gay, hingga abnormal. Padahal, dalam foto yang diperlihatkan di layar kaca menunjukkan bahwa Ty adalah anak laki-laki cakap dan periang. Namun, hatinya tidak seindah senyumnya. Ia melepas nyawanya dengan menembak kepalanya sendiri.

Rabu, 06 Oktober 2010

MANAJEMEN BERBASIS KEMAMPUAN KERJA, MASIH VALIDKAH?


Manajemen memang tidak bisa lepas dari pembahasan bisnis. Pada era industri, banyak perusahaan bermunculan dengan gayanya masing-masing. Ketika mesin belum diperkenalkan, tenaga manusia merupakan sumber energi utama dalam proyek perusahaan. Ambil contoh, ketika orang mulai merakit mobil, para ahli mesin berkumpul di satu lokasi dan bahu-membahu merangkai mobil. Kerja gotong-royong ini ternyata hanya mampu membuat satu mobil dalam satu hari. Tenaga pekerja terkuras habis dengan hasil maksimalnya sebuah mobil rampung. Melihat pasar yang cukup menjanjikan, produksi satu mobil sehari rupanya masih kurang memuaskan. Manajer perusahaan berpikir keras untuk menciptakan alat dan sistem yang bisa mempercepat pekerjaan itu.

FATWA PUJANGGA ANDREA HIRATA


“Kita ini mau kemana, Dirman?” Tanya Andrea Hirata bersemangat. “Kita ini ketinggalan jauh…kapan kita bisa mengejar mereka?” Kalimat-kalimat bernada berontak ini dilontarkan Andrea saat saya duduk di sebelahnya sambil menunggu dimulainya acara peluncuran buku Laskar Pelangi edisi bahasa Inggris “the Rainbow Troops” di toko buku Prairie Lights, sekitar kawasan bisnis Iowa. Semenjak menghadiri sekolah sastra di University of Iowa yang diikuti oleh para penulis papan atas dunia, Andrea bak terlahir kembali. Ia kadang kelihatan bangga namun sering pula gelisah tatkala membandingkan dirinya dengan kawan-kawannya. “Teman-teman saya di sini hebat-hebat…beberapa hari lalu ada yang dinobatkan oleh New York Times sebagai salah satu 20 penulis terbaik dunia…” paparnya. “Saya pingin kamu juga bisa seperti mereka, rajin menulis dan menang…,” pintanya. “Ah, bercanda nih, mas Andrea” gumam saya dalam hati. Mana mungkin saya bisa seperti mereka, menulis saja masih belepotan, kok mau jadi juara, mimpi kali. Tapi kalau untuk Andrea, tentu ia punya kans besar untuk itu.

Bid'ahkah Wakaf Uang?

Seorang santri membaca berita di koran nasional yang perpampang di mading pesantren bahwa Presiden SBY pernah mewakafkan uangnya sebesar 100 juta ke Badan Wakaf Indonesia di awal 2010. Saikhu, nama santri itu, buru-buru lari dan menghampiri ustad Fahmi yang sedang istirahat menunggu adzan magrib di pelataran pondok.

“Ustad, memang boleh kita wakaf dengan uang? Bukankah biasanya wakaf itu berbentuk tanah yang digunakan untuk masjid atau kuburan?” “Kitab-kitab kuning yang kita pelajari selama ini kan tidak pernah membahas wakaf uang?” Sang ustad pun balik bertanya, “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” “Iya, saya ingin tahu saja, apakah itu bukan termasuk bid’ah?”

Wah pertanyaannya benar-benar menyudutkan Ustad Fahmi yang belum tahu perkembangan terbaru. “Mungkin saja bisa. Dulu memang pikiran ulama kita hanya terfokus pada tanah atau fasilitas umum. Tapi coba nanti saya akan cari jawabannya dulu ya…barangkali saat ini ada ijtihad baru yang digagas oleh ulama kontemporer.” Sang Ustad tidak langsung menjawab dengan tegas. Ia sangat demokratis. Ia jujur kalau ia belum mendengar adanya fatwa wakaf uang. Bagaimana caranya dan ada landasan hukumnya? ia jadi ikut penasaran.

Ketika browsing di internet, Ustad Fahmi menemukan sejumlah artikel, bahkan website khusus dari penulis Timur Tengah yang menginformasikan bolehnya wakaf uang. Istilahnya adalah waqf an-nuqud. Malahan ada satu buku yang memberikan ulasan mendalam tentang diperbolehkannya wakaf uang yang berjudul “Risalah fi Jawaz waqf an-Nuqud.” Sayangnya ia tidak bisa mengakses buku itu.

Di website Badan Wakaf Indonesia (BWI), ustad Fahmi mendapatkan beberapa landasan dibolehkannya wakaf uang, baik al-Qur’an, hadis, maupun pendapat para ulama. Uniknya, MUI Pusat sudah menerbitkan fatwa dibolehkannya wakaf uang sejak tahun 2002. “Kok, saya ketinggalan banget, ya?” Gumam Ustad Fahmi yang guru fiqh itu. Informasi lainnya yang ia peroleh dari website itu, di tahun 2010 ini BWI sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan wakaf uang di Indonesia yang sebenarnya sudah tertinggal jauh dari negara-negara lain, seperti Bangladesh dan Malaysia. Ustad Fahmi kini setidaknya sudah dapat jawaban atas pertanyaan Saikhu yang cukup menggelitik hatinya. Ia berjanji akan mengumpulkan informasi lebih lanjut di lain waktu.

Unforgetable Memory in Elok

Minggu, 03 Oktober 2010

CARA IOWA MENGHORMATI PARA ALUMNI

Kemarin sore, ribuan manusia tumpah ruah di jalan raya sekitar kampus. Pakaian mereka didominasi dengan warna hitam dan kuning yang melambangkan logo kampus. Saya pun penasaran ada acara apa gerangan? Saya memang sering ketinggalan informasi karena terbiasa duduk 'njingglek' di kantor sendirian. Ta ada kawan bertegur sapa meski hanya sekedar basa-basi. Ternyata, setelah tanya kawan yang sempat ketemu di jalan, para pengunjung yang memadati jalan itu sedang menanti parade para alumni yang sedang berkunjung datang ke kampus. Lebih jelasnya University of Iowa sedang menggelar "Welcoming Home" untuk para lulusannya.

Tak beberapa lama, parade pun dimulai. Suara drumband meriah mengawali pawai. Bendera Amerika dan kampus diarak oleh pasukan khusus dengan seragam militer lengkap. Lalu, rombongan mobil pribadi para alumni pun segera menyapa para penonton. Lambaian tangan para alumni disambut haru oleh penonton. Setelah itu, barisan alumni dari masing-masing fakultas pun beraksi. Aneh-aneh dandanannya. Ada yang bergaya politisi, penari, pengacara, karyawan, olahragawan hingga badut. Seru banget penampilannya. Mungkin memang begitu arahan dari panitia. Sejumlah mobil hingga truk hias ikut menyemarakkan acara itu. Anak-anak kecil yang didadani seperti Cinderela juga tak mau ketinggalan. Grup penari Cheerleader hingga akrobat tampak pula di sana. Wajar saja kalau kemudian warga Iowa tak pandang usia membanjiri kanan kiri jalan.

Pemandangan yang bagi saya patut ditiru adalah ketertiban para penonton. Meskipun jumlahnya ribuan, mereka patuh untuk tidak melewati batas garis yang ditentukan. Di sepanjang pinggir jalan, panitia sudah memasang tali batas semacam 'police line' yang tidak boleh diterjang. Anak-anak kecil yang berada di baris depan pun dengan setia tetap berada di belakang garis. Saya juga tidak melihat gundukan sampah yang mengotori jalan. Sepertinya mereka tak terbiasa membawa bekal saat menonton pawai.

Pamandangan lain yang juga unik adalah banyaknya peserta yang bagi-bagi hadiah. Macam-macam bingkiran yang diberikan kepada penonton. Ada yang memberi kue, mainan, buku, hingga permen. Anak-anak yang setia berdiri di barisan depan selalu kebagian hadiah yang kemudian mereka simpan di dalam kantong plastik besar. Gelak tawa renyah mereka meledak ketika peserta pawai memasukkan hadiah ke kantongnya.

Malam pun datang. Para alumni yang sudah tampil berbondong-bondong menuju tenda yang telah disediakan. Di sana panitia sudah menyiapkan makanan dan minuman sebagai tanda penghormatan untuk mereka. setelah itu, konser musik yang dihelat di depan gedung bersejarah Old Capitol dimulai. Hingar bingar suara dentuman musik pun terjadi. Orang-orang berjoget dan bernyanyi mengikuti irama lagu band favorit itu. Jumlah penontoh juga tak kalah banyaknya. Mereka rupanya ingin menghabiskan waktu akhir pekan dengan tontonan gratis yang mengasikkan. Ketika malam semakin larut, pertunjukan konser itu pun berakhir. Waktu istirahat sudah tiba.

Jumat, 01 Oktober 2010

U Z L A H

Dalam gemerlapnya hidup
Terkadang terbetik dalam hati
Kapan kita punya waktu untuk menyendiri
Berkaca diri
Merenungi setiap jejak kaki
Sudahkah di jalan ilahi

Saat susah gelisah
Saat perih bersedih
saat senang besar kepala
Saat bahagia selalu lupa

Kapan kita mampu menjadi hamba sejati
Menata waktu dan hati
Senantiasa sadar bahwa kita akan kembali
Lemah, keriput, dan mati

Saatnya kita uzlah
Menyepi di saat ramai
Menunduk di tengah sorak sorai
Introspeksi sebelum waktu usai

Introduction