Kamis, 23 April 2015

JALAN-JALAN ZIARAH WALI

Minggu lalu, saya dan kawan-kawan dari kampung Gasek jalan-jalan ziarah wali. Kami berangkat dari terminal AT sekitar pukul 06.30 menuju Makam Sunan Ampel. Bis yang kami sewa adalah Medali Mas. Senang sekali perjalanan ziarah kali ini karena bareng sama tokoh-tokoh masyarakat dan kawan-kawan dekat. sepanjang jalan, kami bersenda gurau atau ngobrol masalah keseharian yang menarik untuk dibincang sebagai sarana mempererat persahabatan.

Sesampai di Surabaya, kami segera mengunjungi makam Sunan Ampel. Lokasi makam agak jauh dari jalan raya dan harus melewati pasar Ampel yang sangat ramai. Hal yang menarik bagi saya adalah sejumlah gentong air yang siap minum. Banyak jamaah yang berebut menuang air ke dalam botol yang dibawanya. Mungkin, mereka ingin mendapat berkah dari kanjeng Sunan. Saya dan kawan-kawan berdoa bersama di sekitar makam dipimpin oleh ketua rombongan, Ust Warsito.

Perjalanan dilanjutkan. Tujuannya adalah makam Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Nama wali yang kini resmi digunakan oleh UIN Malang ini berada tidak jauh dari tempat parkir kendaraan. Kami hanya jalan sekitar 5 menit menuju makam. Meskipun tidak seramai makam Sunan Ampel yang memang berada di tengah kota, makam Sunan Maulana Malik Ibrahim nampak bersih dan sangat terawat. Pengunjung berduyun-duyun membaca beragam doa, mulai tahlil, solawat, hingga ayat-ayat Al-qur'an. Selain makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, ada satu lagi makam wali di Gresik, yakni makam Sunan Giri. Makam ini agak unik karena berada di dataran tinggi. Peziarah perlu energi untuk menapaki tangga yang cukup tinggi untuk bisa mencapai lokasi makam, di samping harus sewa ojek atau kereta kuda dari lokasi parkir. Bentuk makam Sunan Giri unik, dengan atap yang tidak terlalu tinggi dan bangunan yang tergolong klasik. Pengunjung yang berbadan agak besar dan tinggi harus waspada saat memasuki area makam. Jika tidak, kepala bisa terantuk kayu atau atap.  Di samping makam terdapat masjid besar yang bisa digunakan para pengunjung untuk shalat dan istirahat.

Tiga wali sudah diziarahi. Kini tiba waktunya untuk balik ke Malang. Namun, Dalam perjalanan pulang, kami punya agenda untuk mengunjungi dua wali yang juga sangat diagungkan oleh warga Jawa Timur, yakni makam Kyai Hamid dan Kyai Sayyid Arif. Kedua makam ini berada di wilayah Pasuruan. Lokasi makam Kyai Hamid berada di tengah kota, dekat alun-alun. Namun, bus pariwisata tidak diperkenankan parkir di sekitar alun-alun. Ada tempat parkir khusus yang dibuat untuk peziarah. Sayangnya, lokasi parkir ini tidak dekat, sehingga para peziarah harus sewa becak yang memang disediakan untuk wisata religi ini. Kami pun naik becak beramai-ramai menuju makam dan sekembali dari makam. Saya yang kebetulan satu becak dengan Mas Taufiq bercengkerama sepanjang jalan sambil menikmati keramaian kota.

Terakhir, kami berziarah ke makam Kyai Sayyid Arif. Beliau adalah salah satu cucu Sunan Gunung Jati. Makamnya agak jauh dari keramaian. Kami harus masuk kampung yang jauh dari jalan raya. Makam beliau banyak digunakan oleh orang-orang yang tirakat atau menghapal al-Qur'an. Karena waktu sudah malam, pengunjung sudah jarang.

Alhamdulillah, pengalaman ziarah bersama ke makam orang-orang pilihan ini ini benar-benar  menyenangkan. Saya merasaka seperti mendapat semangat untuk meneladani perjuangan para wali tiu yang membaktikan seluruh hidupnya untuk sang Khalik, Allah Azza wajalla, tanpa pamrih duniawi yang fana ini. Keihlasan mereka dalam mengembangkan ajaran Allah di pulau Jawa ini telah berhasil ditoreh dalam sejarah dengan tinta emas dan akan terus dikenang sepanjang masa. Allahummaghfir lahum warhamhum wa afihim wa'fu anhum. Amin.....

Introduction