Minggu, 28 November 2010

MANAJEMEN HATI SAAT TIADA SIMPATI

Siapa yang tidak panas telinga plus hatinya ketika mendapat kritik tajam nan menggelegar? Pastilah hati menjadi ciut, pandangan mata tertutup kabut, dan semangat pun langsung surut. Segala usaha nampaknya sia-sia belaka. Percuma cucuran keringat, tak ada gunanya banting tulang, dan mubazir begitu saja perjuangan berdarah-darah. Pahit dan getir tak terkira rasanya. Mereka yang punya kebiasaan merendahkan memang begitu puas ketika korbannya kelimpungan dan jatuh tersungkur oleh cemoohannya. Namun, haruskah kita terkapar oleh hujatan kritik yang mengancurkan itu?

Jelas jawabannya adalah TIDAK.....!!!!!!!! (dengan huruf besar dan tanda seru seribu...). Mengapa demikian? Pastinya, lidah yang tak bertulang itu hanya ingin melihat kita tak berdaya. Mereka akan sorak-sorai karena berhasil menenggelamkan mimpi-mimpi kita yang dengan susah-payah kita bangun sedepa demi sedepa. Tentu, sikap mereka ini tak lain dan tak bukan karena dilandasi oleh rasa iri yang merupakan 'tanda tak mampu'. Bagi mereka yang bijak, tentunya saat melihat rekannya berhasil di satu bidang, ia akan 200% mendukungnya meskipun dirinya tidak mampu mencapainya, bukan malah menghujat dan mencampakkan kawannya itu. Jika tetap saja dengki, kedua-keduanya tidak akan merasakan manisnya kesuksesan. Mereka berdua hanya akan menjadi manusia biasa yang datar-datar saja hidupnya jika tidak malah keduanya hancur lebur.

Agar peristiwa yang merobek-robek kalbu itu tidak berefek panjang, para pejuang tangguh harus bermental baja. Ia tidak boleh putus asa ketika gelombang kritik menderanya. ia harus terus berjalan ke depan walau hembusan angin menerpanya. Ia harus kokoh tanpa goyang walau gempa kedengkian meluluhlantakkan pertahanan jiwanya. Ia harus tetap menjulang menatap langit sambil menunggu pertolongan kekuatan adidaya dari sang pencipta alam semesta. Ia tahu, dalam jalur perjuangan, proses menjaga hati agar istiqamah begitu pahit. Hampir dapat dikatakan bahwa "every process is awful and messy." Bukankah tak ada orang yang peduli dengan ulat dan kepompong? Bukanlah tak ada seorang pun yang suka makan tepung? Tapi ketika  kempompong telah berubah jadi kupu-kupu dan tepung telah matang menjadi donat, hampir semua orang akan berduyun-duyun untuk berburu dan menikmatinya. Itulah gambaran betapa 'jahatnya' sebuah proses. Jika seseorang tidak kuat mentalnya, ia tidak akan mampu mencapai titik kulminasi penciptaan dirinya. Ia hanya akan tetap menjadi ulat yang menjijikkan dan tepung yang terasa hambar selama-lamanya. Oleh sebab itu, bagi kita yang merasa dalam tahap "menjadi', tentunya sabetan ujung pedang kritik dan ancaman yang menghunjam ke pembuluh nadi tak akan bisa menghentikan begitu saja langkah kita untuk menuju puncak penciptaan yang penuh kejayaan.

Akhirnya, sudah menjadi konsekuensi hidup, banyak orang yang tak sepenuhnya mendukung dan peduli dengan nasib yang sedang kita alami. Senyuman sinis dan picingan mata penghinaan tak jarang dialamatkan kepada para pejuang yang sedang melalui 'proses menjadi'.  Semoga saja, kita diberi kekuatan untuk tetap bisa meluruskan pandangan ke depan karena ada satu impian yang ingin kita tunjukkan kepada dunia bahwa 'aku pun bisa melakukannya'. Okay, tetap semangat Bro....

Jumat, 26 November 2010

HUJAN ES...WIH...SEREM...

Saya tak membayangkan bagaimana rasanya melihat hujan es. Musim dingin yang kian menggigil ini diperparah dengan suasana hari yang selalu mendung dan temperatur yang terus menurun. Hidup dalam suhu udara di bawah nol menjadi menu harian. Baju selembar sudah tidak mungkin dipakai. Setiap hari harus mengenakan minimal dua lapis pakaian dan satu jaket tebal. Celana jeans sudah mulai dipensiunkan karena ternyata kain jenis itu malah membuat kulit kian terasa dingin. Untungnya saya membawa beberapa celana kain katun sehingga jika dilapisi dengan kostum "long john" badan terasa lebih hangat. Tutup kepala juga tidak boleh ketinggalan. Selain pakai jaket yang berpenutup kepala, topi bayi jumbo juga harus dikenakan. Kalau tidak, hembusan angin bisa langsung menusuk pori-pori. Plus, sarung tangan juga tidak boleh ketinggalan jika tidak ingin telapak tangan jadi pucat pasi.

Kemarin, saya tidak berani keluar kamar. Dalam berita yang disiarkan weather channel, Iowa City akan mendapat jatah  hujan batu es hari itu. Saya yakin, udara pasti lebih dingin dari biasanya. Akhirnya saya menunggu di ruangan sambil memantau seperti apa hujan es. Sekitar pukul 1 siang, tiba-tiba terdengar suara gemuruh jadi jauh. Kian lama suara itu kian dekat. Akhirnya, suara seperti kerikil berjatuhan di atas genting kian memekakkan telinga. Saya pun buru-buru keluar dan ternyata, gumpalan-gumpalan es berhamburan dari langit. Subahanallah, benar-benar hujan es. Saya tak bisa berlama-lama memunguti pecahan es kecil itu di luar. Udara memang tak bisa diajak kompromi. Untungnya heater di apartmen sudah normal. Jika tidak, saya mungkin harus berdiri di depan kompor listrik untuk mendapatkan kehangatan, persis seperti yang saya lakukan saat heater belum berhasil dinyalakan.

Hari ini, cuaca diperkirakan agak bersahabat. Matahari terbit di antara gumpalan awan putih yang memanjang. Saya coba memberanikan diri untuk berangkat ke kampus meskipun hari ini adalah hari libur bertepatan dengan perayaan Thanksgiving. Saat menyusuri jalan, suasana senyap sekali. Hanya satu dua mobil yang lewat dan beberapa orang membawa anjing keliling kampung. Toko-toko yang biasanya dipenuhi pengunjung mendadak sepi. Bahkan, mal yang berada di depan kampus pun tutup. Aneh sekali rasanya, kota Iowa seperti kota mati di hari besar ini. Kok bisa ya? Mungkin mereka merayakan thanksgiving bersama keluarga di luar kota atau lebih senang membenamkan diri di rumah daripada keluar dengan konsekuensi terhempas oleh angin dingin.

Perayaan Thanksgiving hari ini akan diselenggarakan di rumah Margee. Mas Eri akan menjemput saya di kantor. Saya barusan beli kue pecan pie di toko John's yang hanya buka dua jam saja hari ini. Kue itu biasa dihidangkan bersama ayam kalkun di pesta hari ini. Ya, biar tidak malu, masak setiap acara makan-makan tidak pernah ikut nyumbang hidangan. hehehe

Senin, 22 November 2010

BUDAYA HALLOWEEN DAN THANKSGIVING

Tiga minggu lalu, tepatnya 30-31 October, orang Amerika merayakan Halloween. Saya termasuk kuper dalam masalah ini. Pura-pura tidak tahu kalau ada Halloween, saya menghabiskan waktu di rumah saja. Tapi, karena mendengar banyak orang keluar malam dan memakai kostum aneh-aneh, saya jadi penasaran. Berkat undangan Margee dan mobilnya Harry, saya bisa melihat suasana malam haloween di sekitar Iowa City.

Haloween ternyata merupakan perayaan hantu-hantu bergentayangan di malam hari. Aneka pakaian dikenakan oleh anak-anak, remaja, mahasiswa bahkan orang tua. Mereka bertingkah laku seperti para roh yang berkeliaran bebas mengganggu manusia. Malaikat pencabut nyawa, kerangka berjalan, drakula, rambut gimbal atau badut kartun memenuhi jalanan. Anak-anak kecil yang dicorengi mukanya dengan aneka warna membuat suasana menjadi angker. Serunya, setiap rumah memasang minimal dua labu besar yang diukir seperti kepala tengkorak di halaman. Belum lagi lampu-lampu hias yang dibuat temaram sehingga kesan seram dapat menonjol.

Keramaian Halloween bisa dibilang mirip lebaran di Indonesia. Setiap keluarga berkunjung ke tetangga dengan kostum menyeramkan. Di rumah Margee, saya jadi tahu bahwa para tamu, terutama anak-anak, harus disuguhi permen atau kue kecil yang dimasukkan ke keranjang mereka. Ucapan "trict or treat" menjadi kalimat penyambut tamu, yang artinya mau ditunjukkan sebuah permainan tebak-tebakan atau langsung diberi permen. Sayangnya, banyak anak yang tak peduli dengan ucapan itu tapi mereka langsung saja menyerbu nampan permen yang beraneka ragam.

Nah, minggu ini, Amerika kedatangan lagi hari besar yang tak populer di Indonesia, yakni Thanksgiving. Awalnya saya kira kegiatan ini merupakan acara berbagi hadiah, ternyata tidak. Jumat lalu saya diundang oleh International Office kampus untuk memperingati Thanksgiving. Ternyata acaranya adalah makan malam bersama dengan menu utama ayam kalkun (Turkey). Ayam besar ini disandingkan dengan beberapa jenis bubur dan selai. Ya, rasanya lumayan, cuma agak aneh saja terutama selai yang rasanya asem pahit dan manis. Di samping itu, setiap orang mendapat sepotong kue dan air putih rasa jeruk nipis. Dalam acara ini, saya bisa berkumpul dengan para peneliti dan tamu kampus yang datang dari berbagai penjuru dunia. Kebetulan saya duduk dekat dengan peneliti dari Cina dan Jepang. Kami bertukar cerita tentang negeri masing-masing.

Thanksgiving sebenarnya jatuh pada hari Kamis depan (25 Nov). Saya sudah siap menghadiri acara ini di rumah Margee. Margee nanpaknya sudah menyiapkan hidangan ayam kalkun yang beratnya hampir 13 kilogram. Wah, sudah tidak sabar nih makan Turkey lagi. O ya, satu hal lagi, minggu ini kampus Iowa (dan nampaknya seluruh Amerika) libur satu minggu penuh untuk memperingati Thanksgiving. Orang Amerika sangat senang di liburan ini karena mereka dapat menikmati berbagai potongan diskon cuci gudang dari toko-toko ternama, sperti Best Buy dan Target, khususnya pada hari Jumat depan yang mereka sebut sebagai black Friday. Aneh-aneh saja ya budaya mereka....

Jumat, 19 November 2010

KEPANASAN SAAT HEATER TAK BISA PADAM

Kemarin malam, saya dapat pengalaman baru. Di saat nyenyak tidur sekitar pukul 1, saya terbangun karena kepanasan. Udara dalam kamar benar-benar beda dari biasanya. Saya kaget ketika melihat penunjuk temperatur, lebih dari 90 derajat Fahrenheit. Itu berarti sekitar 30 derajat Celcius, mirip udara di Jakarta di bawah terik matahari. Saya langsung membuka pintu dan jendela untuk mengeluarkan hawa yang menggerahkan badan itu.

Saya jelas tidak bisa tidur lagi. Dalam kondisi heater yang terus memancarkan udara panas dan hawa dingin dari luar melalui pintu, saya tidak berani memejamkan mata karena khawatir heater akan meledak atau ada orang masuk dari pintu yang terbuka. Dalam kegalauan, saya berusaha menenangkan diri sambil mencari cara untuk mematikan heater. Berjam-jam saya berpikir keras untuk mencari solusi masalah ini.

Beberapa tombol pengurang panas sudah satu putar tapi hasilnya nihil. Suasana kian mencekam. Mesin pengendali suhu tetap tidak berfungsi. Akhirnya, dengan tekad bulat setelah hari menjelang pagi, saya coba membuka penutup heater itu dan melihat kalau-kalau ada instruksi untuk mematikan mesin. Walau wajah dan badan diterpa hawa panas heater, saya tetap berusaha mencari tombol-tombol di dalam mesin itu kalau-kalau ada yang bisa diputar. Alhamdulillah, berkat sebuah petunjuk kecil di bawah heater gas itu, saya bisa mematikan mesin itu dengan memutar sebuah knop putih di sekitar saluran gas ke arah off. Oh, betapa senangnya saya setelah seperti 'terbakar' selama lebih dari lima jam.

Setelah matahari mulai muncul, saya mencoba menelepon pemilik kosan. Beberapa kali saya coba, tetapi tidak juga berhasil. Saya pun mengirim pesan singkat yang memberitahukan bahwa alat kontrol heater di ruang saya tidak berfungsi sehingga tidak bisa padam secara otomatis. Beruntung, beberapa saat kemudian, sang pemilik kosan menelepon sambil menanyakan kondisi saya. Ia kemudian berjanji akan menghubungi petugas teknisi yang ahli di bidang saluran gas dan heater.

Siang kemarin si petugas datang dan memeriksa kondisi heater. Dengan cekatan ia memutuskan untuk mengganti alat kontrol suhu udara sehingga nanti ketika suhu sudah sesuai dengan keinginan dapat mati dengan sendirinya. Akhirnya, alhamdulillah, malam ini saya sudah tidak khawatir lagi dengan situasi kamar yang kini telah nyaman kembali. Wow, petualangan belum berakhir juga rupanya. hehehe

Kamis, 18 November 2010

KENAPA KOK ADA TANTANGAN TERUS YA?

Sudah hampir lima bulan tinggal di kampung Om Obama, rasanya saya tidak pernah berhenti dihadapkan pada situasi yang memeras otak dan tenaga. Pusing kadang-kadang. Tidak hanya soal akademik terkait dengan penelitian yang nggak beres-beres, tapi juga soal teknis hidup yang aneh-aneh... Pingin sekali bisa jalan-jalan santai tanpa memikirkan tugas dan kewajiban. Atau tidur panjang seharian....Kapan ya? Lho kok jadi ngeluh ya....hehehe

Saya bukannya ingin mengeluh, tapi saya kadang prihati pada diri saya sendiri. Mungkin karena Tuhan saking sayangnya, maka saya diberi berbagi "kegiatan" biar tidak nganggur. Untuk Minggu ini tantangannya adalah telepon internasional saya diblokir. Saya tidak bisa lagi berkomunikasi ria dengan keluarga. Mengapa? Panjang cerita.
Begini awalnya. Saat saya berada di Virginia, ada transaksi bank di rekening yang bukan saya pelakunya. Pertama adalah potongan Amazon sebesar $79 dan kedua adalah Rebtel (calling card online untuk telepon internasional) sebanyak $10. Saya kaget dan langsung mengontak bank via email. saya khawatir jangan-jangan ada orang usil yang telah menghacker nomor PIN saya saat saya sedang transaksi online. Panjang prosesnya untuk bisa menarik dana saya yang sudah terdebit. Dengan aneka usaha, akhirnya saya bisa mendapatkan uang itu kembali setelah saya urus administrasinya sekembali saya ke Iowa.

Nah, minggu ini, Rebtel saya diblokir. Saya tidak tidak bisa lagi mengontak nomor-nomor Indonesia. Sedih banget deh, jadi semakin sepi. Sebagai gantinya, saya minta keluarga yang menepon ke Amerika. Tapi, mau tidak-mau saya harus bisa menyelesaikan blokir telepon itu. Saya merasa agak heran, baru saja saya isi $25, tiba-tiba langsung macet. Ada apa ini?

Seperti biasa, saya harus sibuk-sibuk mencari data kontak Rebtel di website. Saya hanya mendapatkan alamat email, tanpa nomor telepon. Saya pun mengirim email dan tidak juga dapat balasan. Saya pun mengirim lagi dan memperjelas komplain saya. Hari Senin lalu, datang pemberitahuan bahwa saya punya htuang $10. Lho kok? Ternyata dengan beberapa kali korespondensi, dana yang dulu saya tarik dari bank dengan asumsi ada transaksi di laur pengetahuan saya itu kini menjadi hutang. Hemmm, saya pun protes. Tapi, jawabannya adalah bahwa pemotongan $10 itu sebenarnya untuk pembayaran pulsa yang sudah saya pakai beberapa waktu sebelumnya, Jadi pemotongannya terlambat. Wah, saya jadi malu nih...hehehe

Saya pun ke bank untuk mengklarifikasi masalah ini. Pihak bank siap akan membantu untuk pembatalan laporan saya dulu (dispute). Tapi, ternyata, berusan saya dapat email dari bank bahwa saya sudah tidak bisa lagi membatalkan dispute itu. Saya harus mengurus ke Rebtel secara langsung untuk proses pembayaran hutang saya. Wah, saya jadi pening nih, kok ribet banget ya? Zaman modern yang katanya serba cepat tapi ternyata perlu prosedur yang rumit....ya...jalani aja deh... Itung-itung tambah pengalaman...hehehe

Selasa, 16 November 2010

MAGHRIB CEPET BANGET

Minggu lalu, waktu di Amerika diundurkan satu jam. Biasanya, matahari keluar sekitar pukul 7.30 sekarang menjadi 6.30. Perubahan ini dilakukan agar waktu berangkat kerja, suasana hari tampak terang. Jika, tidak, berangkat pukul 9 serasa masih pukul 6 pagi.

Perubahan waktu ini paling menyusahkan untuk shalat. Biasanya pukul 6.30 baru subuh, kini menjadi 5.30. Shalat maghrib juga begitu, bisanya pukul 6 kini menjadi pukul 5 sore. Pukul 6 malam sudah tiba waktu Isya sekarang. walah-walah...

Nah, yang paling rumit lagi adalah shalat jumat. Ketika jadwal perkuliahan tidak mengalami perubahan sedangkan waktu shalat jumat jadi maju, maka yang dikhawatirkan adalah setelah shalat jumat langsung tiba waktu ashar. Ini karena shalat Jumat yang diadakan Persatuan Mahasiswa Muslim Kampus dimulai pukul 2 siang, padahal sekarang waktu ashar sudah tiba pukul 2.30. Mereka tidak bisa merubah waktu jadi lebih cepat karena pengelola jumatan itu masih di ruang kelas. Inilah tantangan di musim dingin.....

LEBARAN KURBAN, SENDIRI LAGI

Dua lebaran tahun ini benar-benar beda. Idul fitri yang sudah berlalu, aku hanya berkumpul dengan kawan-kawan Indonesia dan Malaysia yang berkongsi. Sementara Idul Adha besok, aku belum punya rencana apa-apa untuk merayakannya. Akua hanya terima ucapan selamat "Ied Mubarak" dari dua kawan, Margee yang Jerman dan Ali yang Saudi.

Tak ada suara takbiran sore ini. Aku pastinya akan mendendangkan musik takbiran via komputer, seperti dulu.

Ya, meski sedih, tapi aku sudah mulai terbiasa dengan kesendirian yang kian membuatku mandiri.

Allahu Akbar...
Allahu Akbar...

Meneteslah air mataku
Mengenang dosa-dosa
Bisakah kusembelih nafsu hewani yang bersemayam dalam tubuhku
Nafsu ingin menang sendiri, nafsu serakah, nafsu bertengkar...dan segala nafsu-nafsu buruk

Semoga...

Rabu, 10 November 2010

KONTROVERSI JABAT TANGAN TIFATUL SEMBIRING

Kunjungan Obama ke Indonesia pada dasarnya banyak memberikan rasa gembira bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Maklum, pulangnya si anak Menteng itu dianggap sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada sebuah bangsa yang pernah memberikan satu penggal kisah perjalanan hidup presiden negara adidaya itu. Di balik kemewahan pesta penyambutan presiden Amerika itu, ternyata masih ada satu  persitiwa yang cukup unik, yakni terkait dengan prosesi jabat tangan Obama dan istrinya itu dengan para anggota kabinet bersatu. Masalahnya adalah Tifatul Sembiring, mantan ketua partai PKS itu, masuk di deretan jajaran para menteri sehingga mau tidak mau ia harus ikut jabat tangan juga dengan Michelle Obama. Sebagaimana diketahui, PKS adalah sebuah partai politik yang mengusung paham Islam Fundamental yang sangat ketat menjaga jarak kontak fisik dengan lawan jenis yang bukan mahram.

Larangan  jabat tangan laki-laki-perempuan bukan keluarga di kalangan muslim fundamental menjadi sebuah paham yang krusial. Jabat tangan dengan istri orang lain, sebagai misal, dianggap hal yang tabu. Alasan dasarnya adalah bahwa jabat tangan itu berpotensi untuk memicu kontak fisik yang lain sehingga bisa membawa pelakunya ke jurang perzinahan. Dalil kuat yang mendukung itu adalah sebuah ayat al-Qur’an yang mengingatkan kepada umat Islam untuk tidak mendekati zina karena zina merupakan jalan yang kotor dan seburuk-buruknya perilaku.  Jabat tangan semacam tadi termasuk perilaku mendekati zina. Dengan kata lain, ‘handshake’ antara laki-laki perempuan bukan mahram bisa dianggap awal dari zina.

Selasa, 09 November 2010

FAMILY PLANNING (KB)

 
Family planning is the planning applied by a couple to decide when to have children by using some birth control techniques. It is usually applied to a female-male couple who wish to limit the number of children they have or to control the timing of pregnancy. In this respect, some countries have implemented the policy of family planning. China, for example, has imposed one-child policy that encourages couples to have no more than one child. Even though some people argue against family planning, some positive effects should be taken into account, such as control of population, reduction of maternal death, and increase of social welfare.
            Many people disagree with the policy of family planning. They think that such policy will result in many problems, such as abortion and forced sterilization. Some religious thinkers also criticize this policy by stating that in religious belief, God will take care of all the people around the world. Nevertheless, these ideas may be countered by some arguments below.

Senin, 08 November 2010

GERSANG DAN KOTORNYA AMERIKA

Satu sisi Iowa City, dekat Kampus Uni of Iowa
Di musim gugur ini, kawasan pemukiman tempat tinggalku begitu kotor. Daun-daun riuh beterbangan ditiup angin yang cukup kencang. Pohon-pohon sudah kehilangan kekuatannya untuk sekedar menjinjing tangkai helai daunnya. Mereka begitu pasrah kepada takdir Tuhan yang menitahkan mereka untuk segera menyongsong musim puasa yang panjang. Musim dingin yang menggigil dengan putihnya saju sepanjang pelataran akan datang menjelang.

Aku tidak tahu sistem pasukan kuning di Iowa ini. Pernah memang aku temui beberapa lelaki tegap pemotong rumput menggerakkan mesinnya yang penuh deru, ramai, dan berisik. Sayangnya, sampah rumput yang berserakan itu dibiarkan begitu saja. Mereka anggap bahan kompos kali.  Tradisi menyapu nampaknya tidak pernah kutemui. Ketika musim menjelang winter ini jalan-jalan bagaikan deretan tempat pembuangan yang panjang. Tak ada pemilik rumah yang peduli dengan rontokan daun kering itu. Rasanya aku berada di hutan rimba dengan gundukan sampah yang menjulang. Padahal ini Amerika lho…

Minggu, 07 November 2010

DETIK-DETIK AKHIR PERTAPAAN ANDREA HIRATA DI IOWA

“Ayolah bermimpi dan terus berkarya…!” begitu inti pesan singkat Andrea Hirata dalam sebuah percakapan denganku beberapa waktu lalu, persis seperti yang ia tuangkan dalam novel larisnya, “Sang Pemimpi.” Ia tiada  segan memotivasiku untuk menelurkan karya-karya besar meski bukan pada bidangku. Ia bak seorang kakak lelaki yang mendorong adiknya mendalami pelajaran bahasa Indonesia. Ia menyarankanku untuk membuat tulisan yang bisa dikonsumsi masyarakat lebih luas sehingga manfaatnya berlipatganda. Ia bahkan siap membantu mencarikan penerbit jika ada karya yang sudah siap dipublikasikan. Hemm, tulus sekali, bukan?
Berkaca sepuluh tahun lalu,  Andrea bukanlah siapa-siapa. Dia hanya seorang pegawai Telkom yang berpindah-pindah tugas dari Malang, lalu ke Surabaya, Medan, dan akhirnya berlabuh di Bandung. Ia bahkan pernah jadi salah satu relawan saat bencana Tsunami melanda Aceh. Sejak novel pertamanya yang berjudul “Laskar Pelangi” meledak di pasaran, Andrea kian terbenam dalam mimpi-mimpinya menjadi penulis top dunia. Hari-harinya selalu diisi dengan merenung dan menulis. Satu demi satu karya spektakulernya pun menyapa pembaca. Berkat kegigihan dan kesungguhan hatinya, ia akhirnya terpilih menjadi duta bangsa dalam acara bergensi “Internasional Writing Program 2010”, sekolah sastra nomor satu dunia, yang dihelat di Iowa.

Jumat, 05 November 2010

KEMBALI KE ALAMAT SEMULA

Setelah dicoba pindah ke alamat baru dari sudirmansetiono.blogspot.com ke sudirmanhasan.blogspot.com, ternyata banyak komplain dari para penggunaa google search yang tidak dapat mengakses informasi. Nampaknya, mesin pencari data dari google belum bisa beradaptasi dengan alamat baru di sudirmanhasan.blogspot.com. Oleh karena alasan di atas, dengan berat hati, saya kembali ke alamat semula di sudirmansetiono.blogspot.com. Adapun alamat sudirmanhasan.co.cc tetap bisa digunakan.
Terima kasih.

Selasa, 02 November 2010

AWAS AIR MINUM KEMASAN! BANYAK BAKTERI!

Saya agak kaget membaca salah satu rubrik Kompas Health hari ini yang menunjukkan 11 label air minum kemasan yang dinilai bermasalah menurut penelitian YLKI. Beberapa nama air minum itu termasuk biasa saya konsumsi. Merek Club merupakan air minum popular di berbagai tempat, termasuk di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saya biasa beli air kemasan jenis ini jika ada acara keluarga atau ketika bepergian, di samping merek Aqua yang memang sudah paten. Nama lain yang juga bermasalah adalah Vit dan Prim-a yang kalau di Jakarta, air minuman jenis ini bersaing dengan Aqua. (lengkapnya silakan buka http://health.kompas.com/read/2010/10/27/17382324/Inilah.11.Merek.Air.Minum.Kemasan.Bermasalah). Mengapa merek-merek dagang yang namanya sudah banyak dikenal oleh masyarakat ternyata masih jauh dari kata aman?

Tak dipungkiri bahwa  air minum bersih merupakan salah satu kebutuhan yang tak bisa ditunda. Apalagi, tubuh kita 90% disinyalisasi terdiri dari air. Oleh karenanya, air selalu harus tersedia mengalahkan kebutuhan terhadap makanan. Seseorang bisa tahan tidak makan beberapa hari tetapi tidak demikian terhadap air. Banyak korban meninggal di musim haji yang dipicu oleh kekurangan cairan dalam tubuhnya. Merebaknya produsen air kemasan secara tidak langsung disebabkan tingkat kebutuhan air minum masyarakat kita yang tak terbatas. Belum lagi ditambah dengan sulitnya sumber air minum bersih. Masyarakat cenderung berasumsi bahwa air yang dikemas bersih dan rapi lebih sehat ketimbang masak air minum sendiri. Oleh sebab itu, pengendalian produk air kemasan sudah selayaknya mendapat pengawasan ketat dari pemerintah.

Di samping air minum kemasan, air minum yang dijual melalui depot-depot air belum tentu lebih sehat. Menjamurnya penyedia air minum isi ulang di berbagai pelosok kota dan desa harusnya diimbangi dengan pengecekan kebersihan dan derajat keamanan bila dikonsumsi. Beberapa kawan begitu bersemangat mengkonsumsi air minum jenis ini karena dianggap ekonomis. Mereka bisa langsung meneguk air itu tanpa harus memasak terlebih dahulu sehingga bisa menghemat gas. Padahal, filter air yang digunakan dalam proses penyeringan itu belum tentu bebas dari bakteri. Oleh sebab itu, sebagai konsumen, kita harus lebih hati-hati memilih air minum sebelum terserang penyakit akibat air minum yang terkontaminasi.

Penyakit populer akibat air minum yang kurang bersih adalah diare. Dalam batas tertentu, diare bisa mudah diatasi. Namun, dalam kasus akut, diare yang disertai dengan muntah dan demam bisa menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan yang diawali dengan mengkonsumsi air minum bersih akan lebih mudah dan murah bagi keberlangsungan hidup kita di muka bumi ini.

Introduction