Minggu, 16 Juni 2013

PENGUKUHAN GURU BESAR UIN MALANG: PROF MULYADI YANG ASLI JOMBANG

Saya ucapkan kepada Prof Mulyadi yang telah berhasil mencapai prestasi akademik tertinggi sebagai Guru Besar. Senang sekali rasanya saya bisa mengikuti proses pengukuhan yang monumental itu kemarin (15/6/13). Apalagi, beliau adalah sosok bersahaja dari Jombang, boleh bangga dong, karena saya dan beliau sama-sama Jombang, sama-sama dari kecamatan Ngoro yang rumahnya berjarak 10 Km dari rumah kelahiran saya. Ya  ya ya....semoga saya bisa mengikuti jejak beliau suatu saat nanti....amin...amin...amin....  

POSDAYA: POS PEMBERDAYAAN KELUARGA

Hari Ahad ini, aku dapat tugas mengisi materi pembekalan pada Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dengan tema Posdaya Berbasis Masjid. Aku cukup beruntung dipercaya oleh  ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk masuk tim pemateri KKM yang hanya berjumlah 8 orang. Tugasku adalah menyiapkan materi tentang Analisis Sosial dan materi tentang Resolusi Konflik. Dua materi itu cukup akrab bagiku karena aku pernah belajar ilmu sosial dan ilmu mediasi.
Analisis sosial dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar mereka mampu memahami masyarakat, menyelami situasi masyarakat dan pada akhirnya berintegrasi dengan masyarakat. Ilmu ini dapat mempermudah mahasiswa dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan mengusung masjid sebagai tema utama. Mengapa masjid? Karena masjid adalah pusat pendidikan abadi.



  

Rabu, 06 Februari 2013

ANNUAL REPORT EL-ZAWA: DARI 250 RIBU MENJADI 1,4 MILYAR


Di awal tahun 2013 ini, salah satu produk kebanggaan yang ditorehkan eL-Zawa adalah terbitnya laporan tahun 2012 dalam bentuk Annual Report. Keinginan untuk membuat annual report ini sebenarnya sudah lama, sekitar dua tahun yang lalu, namun baru tahun ini terealisasi.Kalimat pembuka yang menjadi salah satu hiasan di sampul muka adalah "Enam Tahun eL-Zawa, dari 250 ribu Menjadi 1,4 Milyar".
 Bagi sebagian orang, rangkaian kata di atas mungkin dianggap bombastis, tapi itulah kenyataan apa adanya. Saya sebagai salah satu pelaku sejarah penggerak eL-Zawa sejak dibentuk tanggal 22 November 2006, merasakan betul dinamika el-Zawa dari nol. Saya mengalami masa tidak punya kantor, tidak ada komputer, tanpa meja, dan tentu saja tidak punya karyawan. Masa pahit itu pun kini telah berlalu. eL-Zawa telah menjadi salah satu unit di bawah naungan rektor yang mempunyai citra positif yang kian kokoh. Kepercayaan masyarakat dalam dan luar kampus semakin nyata, termasuk pengakuan Rektor bahwa eL-Zawa sudah bukan zamannya lagi bicara juta tapi harus milyar yang kini sudah tercapai.
 Annual Report 2012 dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan akan dibagikan kepada seluruh stakeholder eL-Zawa secara cuma-cuma. Bagi yang berminat, bisa menghubungi Kantor eL-Zawa di nomor 0341-570575.




WASPADA PEMICU PUTUSNYA PERKAWINAN: EKONOMI DAN PERSELINGKUHAN

Satu bulan sudah saya menjalani profesi mediator. Tugas utama saya adalah menghadapi kasus-kasus yang diajukan ke Pengadilan Agama setelah sidang pertama. Awalnya saya merasa kikuk, galau, dan bingung saat berhadapan langsung dengan para pihak yang tak jarang beruaian air mata atau berwajah garang menahan amarah, tapi makin lama saya pun bisa menyesuaikan diri dan dapat berperilaku lebih santai. Dari sekian banyak kasus yang saya tangani, ada benang merah yang patut dituangkan dalam tulisan ini terkait dengan kasus perceraian. Di antaranya adalah pelaku utama perceraian dan alasan perceraian.
Pada umumnya, kebanyakan orang mengira bahwa kasus perceraian adalah dominasi kaum lelaki. Ternyata tidak! Malang yang dikenal memiliki angka perceraian tertinggi di Indonesia menempatkan perempuan sebagai aktor utama perceraian alias sebagai penggugat. Tidak kurang dari 60 persen perceraian diajukan oleh perempuan. Jadi, lelaki kini harus siap-siap untuk menerima panggilan dari pengadilan karena istrinya melayangkan gugat cerai. Para istri ternyata lebih berani hidup sendiri ketimbang hidup bersama suami yang tidak bisa membuatnya bahagia.
Lalu, apa saja yang menjadikan rumah tangga tidak lagi nyaman? Ada dua motif utama yang sering ditemukan, yakni motif ekonomi dan motif perselingkuhan. Hidup rumah tangga tidak hanya sekedar bermodalkan cinta namun juga harus disertai dengan segala piranti hidup yang layak. Masalah keuangan menempati posisi penting sebagai alasan perceraian. Misalnya, ketika sang suami hanya bekerja sebagai buruh atau sopir yang penghasilannya tidak tetap, apalagi istri tidak bekerja, maka sang istri lebih rela hidup sendiri daripada menahan sedih karena tidak dinafkahi suami. Meskipun suami sudah banting tulang dari pagi hingga malam dan penghasilannya tidak jelas, istri tidak bisa terima karena ia dan anaknya tetap harus makan. Kasus model ini akan semakin parah kalau sang suami tidak bisa menahan emosi akibat rengekan istri untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ketika suami dengan kekuatan fisiknya sudah melakukan kekerasan, seperti memukul, mengumpat, atau bahkan mengusir istrinya, umumnya istri tidak tahan dan kembali ke rumah orang tuanya. Dari sinilah, muncul keinginan besar untuk berpisah dengan suaminya karena sudah tak tahan hidup menderita.
Motif kedua yang juga sangat populer di ruang mediasi adalah perselingkuhan. Kalau seseorang sudah mapan secara ekonomi, hal yang harus dijaga adalah hawa nafsunya. Baik laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk tergoda mencari kesenangan pribadi dengan orang lain yang bukan pasangannya. Di saat aktif bekerja di kantor atau perusahaan, godaan dari lawan jenis acapkali terjadi. Mulanya hanya sekedar curhat, berbagi cerita suka duka hidup, lalu jalan-jalan bersama, dan akhirnya jatuh cinta. Sikap mendua ini membuat biduk rumah tangga menjadi goyah. Kalau tidak bisa memegang amanah dari sebuah ikatan perkawinan, godaan hawa nafsu ini bisa mengaramkan pondasi rumah tangga yang sudah lama dibangun. Seorang suami bisa nikah sirri dengan rekan kerjanya. Juga, seorang istri dapat menduakan suaminya tatkala mendapat perhatian lebih dari kawan dekatnya.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkawinan dapat saja berakhir ketika suami dan istri kurang memahami esensi ikatan pernikahan. Permasalahan apa saja bisa terjadi sepanjang perjalanan berumahtangga. Oleh sebab itu, persiapan matang sebelum menikah dan kesabaran ekstra selama menikah sangat diperlukan agar tidak terjadi putusnya perkawinan yang sangat sakral itu.

Selasa, 11 Desember 2012

MIMPI EL-ZAWA: BANK ZAKAT DAN ORPHAN-ONE STOP SERVICE

Hidup adalah mimpi. Agar hidup semakin hidup, manusia perlu membangun mimpi. Tanpa mimpi, berarti mati. Begitu pula eL-Zawa, di usianya yang keenam, eL-Zawa terus beranjak dari satu mimpi ke mimpi lainnya. Mimpi besarnya yang baru saja terwujud adalah pameran produk UMKM binaan eL-Zawa yang tersebar di segenap wilayah Malang Raya. Tujuan dasar pameran ini adalah untuk memberikan bukti bahwa dana zakat yang dikelola secara produktif, tidak hanya memberikan manfaat sesaat bagi para mustahiq, tetapi telah memandirikan mereka untuk bisa hidup layak tanpa terbelit hutang rentenir dan tanpa membebani orang lain.
Beberapa peserta pameran adalah orang-orang yang terselamatkan oleh program Qardhul Hasan eL-Zawa benar-benar murni syariah. Program pembiayaan tanpa bunga ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para pedagang yang menjadi nasabah eL-Zawa. Sebut saja, Mas Saiful yang dulunya hanya jualan kripik singkong dan kripik belut di wilayah Sumber Pucung, kini sudah berhasil mengembangkan usaha itu ke wilayah Malang Raya dan bahkan hingga Pasuruan. Usahanya pun kian variatif. Hasil simpanannya dapat digunakan untuk membuka usaha baru berupa es campur di dekat pom bensin yang sangat laris. Tidak jauh beda dengan mas Syaiful, Pak Adi yang dulunya hanya sebagai pengepul peralatan pertanian, kini dengan dana pinjaman dari eL-Zawa, ia bisa membuat pandai sendiri sehingga ia mampu memproduksi berbagai alat pertanian dengan harga lebih murah. Sekarang, jaringan usahanya sudah melewati batas wilayah Jawa Timur, bahkan hingga ke pulau Sumatra.Itulah beberapa bukti konkrit suksesnya pembinaan UMKM yang telah dilakukan eL-Zawa.
Ke depan, eL-Zawa bermimpi akan membuka gerai eL-Zawa di luar kampus yang dikhususkan bagi para mustahiq. Program ini sesungguhkan merupakan kelanjutan dari berbagai program BMT yang sekarang ini ada namun masih terbatas jangkauannya. Kelak, ketika BMT ini sudah mempunyai beberapa kantor layanan di luar kampus, manfaat zakat sebagai modal pemberdayaan masyarakat akan semakin terasa.
Mimpi lainnya adalah dibentukkan orphan-one stop service. Program ini dirancang untuk memberikan pelayanan lebih kepada anak-anak yatim unggul yang dimiliki eL-Zawa. Saat ini, eL-Zawa memiliki 46 anak yatim rumahan yang mendapat bantuan pendidikan setiap bulan, layanan pendampingan, dan wisata liburan sekolah. Ke depan, program yatim ini akan dipoles menjadi program utama dengan mencarikan orang tua asuh bagi para yatim. Kelak, anak yatim tersebut akan dipertemukan dengan orang tua asuh mereka sehingga akan ada komunikasi intensif antara anak yatim dan orang tua asuhnya. Para orang tua asuh ini berhak menerima informasi seputar anak yatim itu, seperti hasil ujian/rapor, kondisi kesehatan, hingga kehidupan sehari-harinya. Pendeknya, anak yatim unggul akan merasakan kasih sayang dari orang tua barunya melalui program orphan-one stop service ini.
Mimpi-mimpi ini perlu terus dipupuk dan semoga menjadi kenyataan, tentunya atas dukungan semua pihak, termasuk para pejabat kampus dan para donatur yang telah mempercayakan dana sosialnya ke eL-Zawa. Insya Allah.

Introduction