Sabtu, 19 Mei 2012

SYAHID...!!! SURGA UNTUK KURBAN SUKHOI...!!!

Berita tentang jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 hingga hari ini masih hangat dibicarakan. Berbagai sudut pandang sudah dipaparkan oleh para pengamat, pejabat, hingga rakyat kecil di warung-warung kopi. Hebohnya peristiwa itu menyisakan duka yang amat dalam, terutama bagi keluarga yang menunggu informasi dari tim forensik dengan harap-harap cemas. Identifikasi kurban nampaknya tidak mudah. Hingga kini proses yang sudah melibatkan ratusan tenaga ahli dalam dan luar negeri itu belum jua selesai. Perhatian dan energi publik telah dicurahkan sepenuhnya untuk meng-update perkembangan info mutakhir.

Namun, ada satu hal yang nampaknya belum pernah saya dengar. Saya ingin ada satu tokoh atau ustad yang memberikan siraman ruhani yang menyejukkan untuk keluarga kurban. Memang, doa-doa sudah dipanjatkan akan tetapi doa itu perlu dilengkapi dengan pembekalan batin bagi keluarga bahwa mereka yang dijemput Tuhan melalui peristiwa itu merupakan manusia-manusia pilihan yang layak mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Mereka yang  jatuh bersama pesawat Sukhoi itu dapat dikategorikan sebagai syahid yang sangat mulia.

Banyak dalil agama yang mendukung pernyataan ini. Salah satunya adalah hadis  shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Hadis tersebut menyatakan bahwa orang-orang yang mati syahid ada lima kelompok. Mereka adalah orang yang mati karena penyakit tha’un (semacam kolera), sakit perut, tenggelam, jatuh/tertimpa, dan meninggal di jalan Allah. Dari hadis ini, saya berkesimpulan bahwa mereka yang meninggal di lereng gunung Salak itu dapat digolongkan sebagai syahid atau syuhada’ melalui dua alasan. Pertama mereka wafat karena jatuh dan tertimpa badan pesawat. Alasan ini dapat dipastikan tidak ada yang berbeda pendapat karena memang demikian keadaan lahirnya. Kedua, mereka meninggal di jalan Allah. Untuk poin ini, alasannya adalah bahwa ada beberapa orang yang ikut rombongan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajibannya. Misalnya wartawan, pramugari, dan pilot. Mereka kala itu sedang melakukan tugas pekerjaan mereka. Kalau mereka meniatkan diri bahwa bekerja adalah salah satu bentuk pengabdian diri mereka kepada tuhan, maka mereka otomatis berada di jalan Allah. Dengan demikian, mereka layak mendapatkan julukan sebagai syahid dan berhak mendapatkan kehidupan akhirat yang penuh dengan kebahagiaan.

Nah, siraman ruhani semacam di atas seharusnya didengungkan dan disebarluaskan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya dicekam oleh rasa takut, miris, shock, dan ngeri, tetapi mereka akan berpikiran positif atau kalau perlu harus iri kepada mereka yang dipanggil ilahi dengan cara tersebut. Alhasil,  peristiwa apapun yang menimpa kita akan dapat disikapi dengan bijaksana dan kita senantiasa bisa mensyukuri apapun nasib yang diberikan kepada kita. Jadi, kita pun bisa menikmati hidup dan damai dengan kehidupan. Betul kan? Wassalam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction