Hari Sabtu lalu, 20 Oktober, saya berkesempatan untuk berkunjung ke
sebuah pemukiman yang sangat mengesankan. Tepatnya adalah Perumahan
Jatisari Elok, Semarang. Sebenarnya, tujuan utama saya ke Semarang
adalah menghadiri ujian terbuka teman saya, mas Hasbullah, di IAIN
Walisongo. Namun, ketika saya turun bis di Tugu Muda di pagi hari,
pikiran untuk berkunjung ke Elok semakin menguat. Hal ini didukung oleh
transportasi ke Elok yang tiba-tiba datang di depan saya. Bis jurusan
Boja belum pernah saya jumpai selama saya menunggu bis di Tugu Muda.
Tapi anehnya, pukul 5 pagi itu, bis tersebut lewat dan saya pun jadi
penumpangnya.
Saat naik bis, saya bertanya ke kondektur, "Lewat IAIN, Mas?" "Iya" jawabnya. IAIN memang tujuan utama saya. Biasanya, saya naik bis jurusan Mangkang yang juga lewat IAIN. Tapi pagi itu bis itu tidak muncul-muncul. Di dalam bis, saya berpikir, dari pada saya nganggur menunggu dari pukul 5.30 sampai pukul 8.00 di kampus, mendingan waktu luang itu saya gunakan untuk bersilaturrahim alias reunian dengan kawan-kawan saya, para pejuang Jatisari Elok. Keinginan itu semakin menguat ketika sang kondektur meyakinkan saya bahwa bis itu tidak hanya lewat IAIN, tetapi lewat Jatisari juga. Akhirnya, saya putuskan untuk ke Jatisari meskipun saya tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun. Maklum, rencana ini cukup mendadak.
Di dalam bis, saya berusaha menghubungi kawan-kawan saya. Ada mas Yas, ada mas Sembodo, dan Pak Furqon. Tapi tak seorang pun menerima telepon saya. Akhirnya saya teruskan kontak kawan-kawan yang lain. Mujur, saya bisa kontak mas Wisnu yang kebetulan ada di rumah dan belum berangkat kerja. Akhirnya, saya dijemput oleh mas Wisnu dan menikmati hidangan pagi di kediamannya.
Tak lama kemudian, mas Har datang. "Lho, kok tahu saya di sini, Mas?" "Hehe, pak Sembodo telpon saya barusan!" kata mas Har datar. Saya gembira sekali ternyata di pagi akhir pekan ini ada beberapa kawan yang bisa kutemui. Reunian rasanya! Karena mas Wisnu harus mengantar putrinya ke sekolah, saya pun pamit dan ganti mengunjungi rumah mas Har. Kebetulan, mas Har agak longgar pagi itu. Saya diajak sarapan pagi dengan pecel spesial yang masih hangat. Kali ini, mas Yas yang tadinya tidak bisa dihubungi berkenan datang ke rumah mas Har dan menemani sarapan pagi. Ngobrol kesana-kesini dengan sahabat-sahabat sejati membuat hati saya semakin gembira. Belum lagi, saat saya mau pulang, ada oleh-oleh yang diberikan oleh mas Wisnu dan Mas Yudha. Saya pun pamit untuk segera ke kampus guna mengikuti ujian terbuka. Kali ini, mas Har siap mengantar saya ke pintu gerbang perumahan. Duh, kenangan Jatisari benar-benar membekas. Keramahan kawan-kawan Elok tiada bandingnya! Semoga saudara-saudaraku di sana tetap mendapat perlindungan dari Allah SWT selama-lamanya. Amin.
Saat naik bis, saya bertanya ke kondektur, "Lewat IAIN, Mas?" "Iya" jawabnya. IAIN memang tujuan utama saya. Biasanya, saya naik bis jurusan Mangkang yang juga lewat IAIN. Tapi pagi itu bis itu tidak muncul-muncul. Di dalam bis, saya berpikir, dari pada saya nganggur menunggu dari pukul 5.30 sampai pukul 8.00 di kampus, mendingan waktu luang itu saya gunakan untuk bersilaturrahim alias reunian dengan kawan-kawan saya, para pejuang Jatisari Elok. Keinginan itu semakin menguat ketika sang kondektur meyakinkan saya bahwa bis itu tidak hanya lewat IAIN, tetapi lewat Jatisari juga. Akhirnya, saya putuskan untuk ke Jatisari meskipun saya tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun. Maklum, rencana ini cukup mendadak.
Di dalam bis, saya berusaha menghubungi kawan-kawan saya. Ada mas Yas, ada mas Sembodo, dan Pak Furqon. Tapi tak seorang pun menerima telepon saya. Akhirnya saya teruskan kontak kawan-kawan yang lain. Mujur, saya bisa kontak mas Wisnu yang kebetulan ada di rumah dan belum berangkat kerja. Akhirnya, saya dijemput oleh mas Wisnu dan menikmati hidangan pagi di kediamannya.
Tak lama kemudian, mas Har datang. "Lho, kok tahu saya di sini, Mas?" "Hehe, pak Sembodo telpon saya barusan!" kata mas Har datar. Saya gembira sekali ternyata di pagi akhir pekan ini ada beberapa kawan yang bisa kutemui. Reunian rasanya! Karena mas Wisnu harus mengantar putrinya ke sekolah, saya pun pamit dan ganti mengunjungi rumah mas Har. Kebetulan, mas Har agak longgar pagi itu. Saya diajak sarapan pagi dengan pecel spesial yang masih hangat. Kali ini, mas Yas yang tadinya tidak bisa dihubungi berkenan datang ke rumah mas Har dan menemani sarapan pagi. Ngobrol kesana-kesini dengan sahabat-sahabat sejati membuat hati saya semakin gembira. Belum lagi, saat saya mau pulang, ada oleh-oleh yang diberikan oleh mas Wisnu dan Mas Yudha. Saya pun pamit untuk segera ke kampus guna mengikuti ujian terbuka. Kali ini, mas Har siap mengantar saya ke pintu gerbang perumahan. Duh, kenangan Jatisari benar-benar membekas. Keramahan kawan-kawan Elok tiada bandingnya! Semoga saudara-saudaraku di sana tetap mendapat perlindungan dari Allah SWT selama-lamanya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar