Sabtu, 19 Mei 2012

TANAM AMAL DI RAJAB, PANEN IBADAH DI RAMADHAN

Siang ini aku mengikuti jamaah dhuhur di kampus. Kebetulan, ada kultum yang disampaikan oleh Kyai Chamzawi yang terkait dengan datangnya bulan Rajab. Lho, udah mau rejeban tho! Duh, cepet banget, ramadhan bentar lagi akan tiba. Usiaku pastinya kian tua…semakin dekat aja dengan ujung kehidupan…

Sang Kyai itu mengingatkan kepada jamaah bahwa Rajab akan tiba dua atau tiga hari lagi. Bulan Rajab dikenal sebagai bulan persiapan. Setiap orang Muslim mulai berbenah untuk menyiapkan diri menyambut bulan agung, Ramadhan. Rejeban mulai digelar. Di kampungku, bulan rejeb cukup semarak dengan aneka kegiatan yang bernuansa ritual. Aja puasa rejeb, ada sedekah rejeb, hingga berbagai pengajian yang banjir di bulan rajab. Maklum, tanggal 27 Rajab kan diperingati sebagai tanggal isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad! Duh, senangnya…

Di bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa sunnah semampunya. Bisa satu hari, dua hari, atau satu minggu. Syukur-syukur, kalau bisa satu bulan…hehehe. Nantinya, di bulan Sya’ban, latihan puasa itu diteruskan hingga masuk bulan Ramadhan. Nah, kalau persiapannya mantap, saat menjalankan ibadah di bulan puasa, kita tidak akan merasa berat. Panen ibadah dan amal jadi berlimpah deh. Shalat wajib dapat pahala 70 kali. Ibadah sunnah senilai ibadah wajib. Tarawih, tadarrus, dan puasa menjadi satu kesatuan paket upgrading ruhani yang membuat kita bisa kembali fitri, suci sesuci-sucinya, bak bayi yang baru lahir. Wah, masuk surga dong! hehe

Sebaliknya, kalau kita tidak siap-siap mulai sekarang,  waduh, bisa-bisa kita menolak datangnya ramadhan. Mengapa? Kita harus menahan lapar dan haus secara tiba-tiba!  Tidak asyik kan? Apalagi pekerjaan tidak ada habisnya selain ada tuntutan untuk tarawih di masjid yang tidak biasa dilakukan. Kita bisa jatuh sakit tuh! Dongkol dan marah pasti deh mudah menghampiri kita. Alhasil, keutamaan bulan ramadhan berlalu begitu saja tanpa bisa kita rengkuh. Duh, sayang banget kan? Lagian, belum tentu juga lho tahun depan kita bisa bertemu lagi dengan ramadhan. Umur tetap rahasia sang maha Pencipta!

Kesimpulannya, mari kita gunakan waktu menyongsong tiga bulan mulia dengan berdoa “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, sampaikanlah umur kami hingga bulan Ramadhan! Hanya pada-Mu kami berserah dan kepada-Mulah kami kan kembali! Amin….

SYAHID...!!! SURGA UNTUK KURBAN SUKHOI...!!!

Berita tentang jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 hingga hari ini masih hangat dibicarakan. Berbagai sudut pandang sudah dipaparkan oleh para pengamat, pejabat, hingga rakyat kecil di warung-warung kopi. Hebohnya peristiwa itu menyisakan duka yang amat dalam, terutama bagi keluarga yang menunggu informasi dari tim forensik dengan harap-harap cemas. Identifikasi kurban nampaknya tidak mudah. Hingga kini proses yang sudah melibatkan ratusan tenaga ahli dalam dan luar negeri itu belum jua selesai. Perhatian dan energi publik telah dicurahkan sepenuhnya untuk meng-update perkembangan info mutakhir.

Namun, ada satu hal yang nampaknya belum pernah saya dengar. Saya ingin ada satu tokoh atau ustad yang memberikan siraman ruhani yang menyejukkan untuk keluarga kurban. Memang, doa-doa sudah dipanjatkan akan tetapi doa itu perlu dilengkapi dengan pembekalan batin bagi keluarga bahwa mereka yang dijemput Tuhan melalui peristiwa itu merupakan manusia-manusia pilihan yang layak mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Mereka yang  jatuh bersama pesawat Sukhoi itu dapat dikategorikan sebagai syahid yang sangat mulia.

Banyak dalil agama yang mendukung pernyataan ini. Salah satunya adalah hadis  shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Hadis tersebut menyatakan bahwa orang-orang yang mati syahid ada lima kelompok. Mereka adalah orang yang mati karena penyakit tha’un (semacam kolera), sakit perut, tenggelam, jatuh/tertimpa, dan meninggal di jalan Allah. Dari hadis ini, saya berkesimpulan bahwa mereka yang meninggal di lereng gunung Salak itu dapat digolongkan sebagai syahid atau syuhada’ melalui dua alasan. Pertama mereka wafat karena jatuh dan tertimpa badan pesawat. Alasan ini dapat dipastikan tidak ada yang berbeda pendapat karena memang demikian keadaan lahirnya. Kedua, mereka meninggal di jalan Allah. Untuk poin ini, alasannya adalah bahwa ada beberapa orang yang ikut rombongan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajibannya. Misalnya wartawan, pramugari, dan pilot. Mereka kala itu sedang melakukan tugas pekerjaan mereka. Kalau mereka meniatkan diri bahwa bekerja adalah salah satu bentuk pengabdian diri mereka kepada tuhan, maka mereka otomatis berada di jalan Allah. Dengan demikian, mereka layak mendapatkan julukan sebagai syahid dan berhak mendapatkan kehidupan akhirat yang penuh dengan kebahagiaan.

Nah, siraman ruhani semacam di atas seharusnya didengungkan dan disebarluaskan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya dicekam oleh rasa takut, miris, shock, dan ngeri, tetapi mereka akan berpikiran positif atau kalau perlu harus iri kepada mereka yang dipanggil ilahi dengan cara tersebut. Alhasil,  peristiwa apapun yang menimpa kita akan dapat disikapi dengan bijaksana dan kita senantiasa bisa mensyukuri apapun nasib yang diberikan kepada kita. Jadi, kita pun bisa menikmati hidup dan damai dengan kehidupan. Betul kan? Wassalam…

Rabu, 09 Mei 2012

TIGA JENIS PEMIMPIN

Kalau kita diberi amanah sebagai seorang pemimpin, apapun tingkatannya, ada tiga model kepemimpinan yang bisa kita pilih.

1. Pemimpin penjaga. Sebagai penjaga, pemimpin jenis ini lebih mengutamakan bagaimana cara untuk menjaga agar organisasi yang dipimpinnya tetap berjalan.Ia tidak butuh banyak energi untuk memikirkan cara mengajukan lembaga itu. Dalam pikirannya, ketika lembaga itu tidak mundur atau bangkrut, itu sudah suatu prestasi. Ibarat seorang security, ketika tidak ada pencurian atau kehilangan, kepemimpinannya dianggap sukses.

2. Pemimpin pelayan. Pemimpin jenis ini adalah pemimpin yang berusaha melakukan perbaikan-perbaikan sana sini agar pelayanan kepada masyarakat lebih baik. Ia membuat perencanaan yang cukup matang agar seluruh aset yang dimiliki lembaga tetap terjaga dan dapat meningkat. dengan demikian, citra lembaga itu kian bersinar. Namun, kekurangannya, pemimpin ini tidak berani melakukan perubahan mendasar yang prinsip karena masih belum berani melanggar pakem yang sudah ditetapkan pendahulunya.

3. Pemimpin perubah, tipe pemimpin ini adalah pemimpin yang pemberani dan siap dikritik. dengan semangatnya, ia melakukan perubahan drastis organisasi sehingga kemajuan yang dicapai ibarat lompatan besar yang membuat banyak orang terbelalak kagum. Ia tidak harus mengikuti kebiasaan pemimpin sebelumnya. Lebih dari itu, ia berani menanggung resiko diturunkan ketika ia tidak  berhasil.

Nah, kalau begitu, kita masuk jenis pemimpin yang mana ya?

Introduction