Senin, 31 Agustus 2009

BELAJAR SABAR


Siapa sih yang tak ingin hidupnya tenang, senang, aman, dan sejahtera? Pastilah, semua orang akan dengan semangat mengacungkan tangan sebagai tanda setuju bahwa hidup harusnya bahagia. Hanya kemudian, seberapa banyak dari kita mampu mewujudkan impian manisnya dalam hidup ini. Tantangan yang menghadang silih berganti berusaha menggagalkan imajinasi kita akan kesejahteraan lahir dan batin. Aneka masalah dari urusan rumah tangga hingga pekerjaan tak habis-habisnya mendera kita. satu kata mujarabnya adalah sabar!

Apa sih sabar itu? Bukannya banyak orang sudah merasa dirinya sabar? Sabar bukan hanya menahan diri dari sikap merusak, seperti marah, tengkar, atau umpat. Lebih dari itu, sabar adalah ulasan senyum, ketenangan sikap, pandangan luas, dan kemampuan merubah suasana panas menjadi sejuk. Butu waktu untuk menjadikan sabar sebagai bagian dari hidup kita. Salah satu metode praktis untuk menjadi sabar adalah adanya kesadaran bahwa Allah adalah zat penentu segalanya. Allah telah membuat rencana terbaik buat kita. Jadi, tak usah sedih berkepanjangan karena apa yang terjadi pada kita adalah sesuai dengan kehendaknya yang aan menjadikan diri kita lebih mulia, asalkan tetap bersabar.

Pernahkah kita mendengar sebuah cerita tentang orang tua yang habis-habisan membiayai anaknya yang sedang sekolah hingga harus menjual apa saja yang dimilikinya? Ia hanya percaya bahwa Allah akan mengganti seluruh hartanya kelak, entah di dunia atau di akhirat. Ia sabar untuk prihatin demi cita-cita anaknya. Ia sadar bahwa harta warisan berupa ilmu akan menjaga anak dan keluarganya ketimbang ia wariskan dalam bentuk harta yang justru membutuhkan penjagaan yang ketat. Ia rela makan seadanya dengan sisa gaji yang secara rasional yang cukup untuk sebulan, asalkan anaknya kelak menjadi orang yang bermanfaat. Pengorbanan semacam ini tak akan tulus jika tidak dibarengi dengan kesabaran. Buahnya, suatu saat, Allah akan memberikan kemuliaan baginya dan juga untuk anaknya karena tawakkal kepada Allah dengan tulus ikhlas.

Sabar kadang harus mampu menahan tangis. Sabar kadang meniscayakan senyum dalam kedukaan. Sabar perlu latihan dan pengendalian. Tingginya jabatan atau popularitas tak seiring sejalan dengan kuatnya kesabaran. Ilmu tentang sabarlah yang akan mengikat seseorang untuk tetap teguh menjejakkan kakinya di jalan kesabaran. Sabar bukan kata-kata, tapi fakta yang nyata. Allah memang akan meningkatkan derajat seseorang setelah orang itu diuji kualitas iman dan kesabaran. Jika lulus, niscaya Allah akan memuliakan orang itu dengan berbagai cara. Sebaliknya, jika gagal, ia akan tetap di tempatnya atau bahkan turun peringkatnya. Dus, sabar harus dilatih, dipelajari dan diterapkan dalam setiap detak kehidupan kita, betapapun beratnya. Usaha keras untuk mewujudkan kesabaran dalam hidup ini adalah salah bentuk kesabaran pula. Semoga kita diberi kekuatan dalam menghadapi kehidupan ini. amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction