Kamis, 22 Oktober 2009

SBY JILID II, Selamat!

Pertama-tama, saya sebagai warga negara RI turut mengucapkan Selamat berjuang dan bekerja kepada Presiden Terpilih, SBY dan Wakil Presiden, Boediono, serta para menterinya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemampuan untuk membawa Indonesia lebih maju. Amin.

Kedua, tentu banyak harapan yang disampaikan oleh warga negara. Saya juga punya harapan. Saya sebenarnya cukup yakin bahwa kepemimpinan SBY telah menunjukkan banyak perubahan selama ini. Hal ini telah dibuktikan dengan 60% suara rakyat berpihak kepada SBY. Akan tetapi, SBY tetaplah manusia. Kesalahan yang terjadi pada lima tahun sebelumnya semoga menjadi pelajaran berharga untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara pada lima tahun mendatang. Program yang menurut pengamatan saya belum sepenuhnya sukses adalah sekolah gratis. Digembar-gemborkan pendidikan gratis ternyata masih menjadi isapan jempol saat kita melihat kenyataan di lapangan. Mungkin, kebijakan alokasi dana perlu dibuat secara lebih rinci dan diawasi hingga hilir, karena bukan hal baru ketika ada kabar bahwa dana yang mengucur ke daerah telah terpangkas hingga lebih dari separoh di saat melewati jalur birokrasi. Korupsi memang masih akut di negeri ini. Andai semua program dapat dilakukan seperti rencana, saya percaya bahwa bangsa ini akan makmur.

Harapan lain adalah perbaikan birokrasi keuangan. Saya setuju dengan pemberantas korupsi di negeri ini yang cukup tegas. Akan tetapi, banyak di antara orang yang harus mendekam di balik terali besi bukanlah orang yang sepenuhnya bersalah. Seringkali, mereka terpaksa terlibat karena mereka tidak paham prosedur yang harus dilalui, atau justru prosedur itulah yang menjebak. Sistem yang korup telah merambah ke segenap segi di negeri ini, tak terkecuali di dunia pendidikan. laporan keuangan palsu atau laporan keuangan ganda sudah jamak ditemukan. Kenyataan ini kemudian menambah kebenaran sebuah pernyataan, bahwa masuk penjara hanyalah soal waktu, tergantung siapa yang ketahuan lebih dahulu. Seringkali bahkan orang yang memasukkan penjara adalah orang yang paling layak masuk penjara lebih dahulu. Namun karena sistem yang diterapkan, penjara nampaknya merupakan rumah persinggahan yang harus dicicipi oleh banyak tokoh terbaik bangsa, tinggal soal waktu. siapa yang lebih dulu. Aneh, tapi nyata. Tidakkah ada sistem yang lebih baik sehingga mampu menghindarkan orang dari berbuat salah? Semoga harapan ini dapat terpenuhi pada periode kedua pemerintahan SBY. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction