Bulan ini, tepatnya tanggal 7 Maret 2011, Pusat Kajian Zakat dan Wakaf “eL-Zawa” UIN Maliki Malang berkesempatan untuk studi banding ke sebuah lembaga yang telah sukses mengelola pertanian terpadu. Lembaga itu adalah PT Kepurun Pawana Indonesia (PT KPI) yang berlokasi di lereng Merapi, wilayah Klaten. Lembaga yang berdiri pada tahun 1997 ini awalnya merupakan Pusat Pelatihan (Training Center) untuk karyawan PLN yang menjelang purna tugas. Lambat laun, lembaga ini berubah menjadi pusat kegiatan pembelajaran untuk pertanian terpadu yang gaungnya telah menyebar hingga manca negara.
Konsep keterpaduan yang diusung PT KPI ini berorientasi pada penggabungan tiga potensi utama yang umumnya dimiliki bangsa Indonesia sebagai negara agraris, yakni pertanian organik, peternakan, dan perikanan. Ketiga kegiatan tersebut bersumber dari semangat untuk “kembali ke alam.” Sungguh sangat disayangkan bangsa kita yang dulunya pernah dikenal sebagai bangsa yang berswasembada pangan kini menjadi pengimpor aktif bahan makanan pokok termasuk beras. Ironis sekali, bukan?
Tanaman yang dikembangbiakkan di lembaga ini dirawat tanpa campuran pupuk kimia. Sejumlah tanaman sayuran,semisal tomat dan terong, berkembang biak dengan baik hanya cukup diberi limbah peternakan. Usaha ini tentu dalam rangka menjaga tubuh agar tetap sehat. Selain itu, tanaman organik bila diproduksi dalam skala besar akan dapat menjadi salah satu sumber penghasilan yang menjanjikan karena harga tanaman organik di pasaran cukup tinggi. Namun, bila hanya memiliki lahan tidak terlalu luas, cara penanaman yang efisien pun dapat dilakukan. Caranya adalah dengan menanam sayuran di pot gantung, paralon berdiri dengan lubang kecil di kanan kirinya, hingga menggunakan botol minuman bekas. Dengan demikian, kebutuhan sayuran keluarga dapat terpenuhi dengan biaya yang sangat rendah tapi sangat menyehatkan.
Fungsi lain dari limbah peternakan adalah sebagai bahan pembuatan sumber energi gas baru (biogas) yang dapat digunakan untuk memasak. Caranya adalah kotoran sapi yang sudah dicampur dengan air dimasukkan ke dalam bak penampung tertutup yang kemudian dibuat pipa khusus yang disambungkan ke kompor. Alhasil, uap yang diproduksi oleh limbah tadi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti gas elpiji. Kompor yang berbahan bakar biogas ini bebas dari kekhawatiran meledak karena bersifat alami dan bertekanan rendah.
Penanaman ikan merupakan salah satu program unggulan PT KPI ini. Berbagai ikan dibudidayakan di sekitar lokasi pelatihan. Pembibitan hingga pembesaran ikan dapat dipelajari di sana. Makanan ikan pun dapat diperoleh secara gratis dengan meletakkan kandang ayam atau itik di atasnya. Limbah dari peternakan ini dapat digunakan sebagai bahan makanan alami ikan.
Kesimpulannya, eL-Zawa bekerja sama dengan Unit Pengembangan UIN Maliki Malang akan melakukan terobosan baru dengan membuka lahan seluas 5 ha di daerah Batu sebagai salah satu pusat pertanian terpadu. Dana zakat yang jumlahnya kian banyak akan diinvestasikan dalam proyek produktif yang hasilnya nanti akan didistribusikan kepada masyarakat kurang beruntung. Semoga berhasil! Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar