Kamis, 29 April 2010

KEUTAMAAN AL-QUR'AN


Al Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an dapat menjadi pedoman dan petunjuk hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga hati pendengarnya akan terpesona.

Di samping itu, al-Qur’an mengandung ilmu pengetahuan yang canggih. Al-Qur’an memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran. Al-Qur’an juga menegaskan bahwa manusia itu sama tanpa pembagian kelas dan golongan. Hal yang membedakan kita di hadapan Allah adalah derajat ketaqwaan kita semata.

Al-Qur’an adalah bacaan mulia. Ia diturunkan Allah pada malam yang mulia, yakni laitul qadar. Al-Qur’an telah dijamin kelestariannya oleh Allah SWT hingga akhir zaman. Firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”

Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan. Di antaranya adalah
Pertama, Al-Quran tidak akan dapat dibuat manusia. Allah telah menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah buatan manusia. Sekiranya seluruh jin dan manusia berkumpul untuk membuat satu surat saja seperti al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan mampu membuatnya. Firman-Nya:
“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia”

Kedua, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang penuh hikmah. Setiap hurufnya mengandung sepuluh kebaikan bagi pembacanya. Bahkan pendengarnya pun akan mendapat pahala yang sama dengan pembacanya. Oleh sebab itu, mari kita belajar membaca al-Qur’an sedari kecil. Sebaik-baik dari kita adalah orang-orang yang mau belajar dan mengajarkan al-Qur’an, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْاَنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya, “Sebaik-baik dari kamu adalah orang yang mau belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Hadis ini menerangkan bahwa kita harus mencintai al-Qur’an dengan cara belajar membacanya. Setelah itu, kita harus mempelajari artinya sehingga kita dapat menghiasi hidup kita dengan al-Qur’an. Kemudian, jika kita telah mampu memahami maknanya, patutlah kita bagi ilmu kita kepada orang lain. Dengan demikian, kita akan menjadi salah satu dari orang-orang pilihan di mata Allah SWT.

Terakhir, al-Qur’an adalah kitab yang berlaku sepanjang zaman. Al-Qur’an tidak akan pernah lekang oleh waktu dan tidak pernah hilang ditelan zaman. Al-Qur’an dimana saja akan sama, baik di Negeri Arab, di Indonesia, Malaysia, Amerika, hingga Eropa. Semua umat Islam membaca al-Qur’an yang sama. Inilah salah satu bentuk keutamaan al-Qur’an yang tidak dapat ditandingi oleh kitab manapun. Sungguh luar biasa!

Demikian, ulasan tentang keutamaan al-Qur’an. Semoga kita senantiasa mampu membaca dan menghayati isinya.

Selasa, 27 April 2010

USAHA DAN DOA


Sejak mendengar kabar dari Kang Karyo, hati Gus Muh gundah. Ia sadar bahwa ia bukanlah orang yang berhak mengatur keinginan warga untuk membelanjakan harta mereka, termasuk beli mobil. Apalagi, dirinya bukanlah orang kaya lagi terpandang. Tetapi, mengingat adanya gejala kurang sehat yang dialami para tetangganya, hatinya tergerak untuk sekedar ikut serta mencarikan solusinya. Bagaimanapun juga, sikap cuek tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru akan menyesatkan kawan-kawannya itu lebih jauh.

Langkah pertama yang hendak dilakukan Gus Muh adalah mendekati pak Sembung yang kabarnya gelisah karena tuntutan istrinya yang ingin beli mobil. Beberapa saat, ia merenung cara yang tepat untuk menggali informasi lebih dalam tanpa ada kesan ikut campur urusan orang lain. Ia harus berhati-hati menata kalimat supaya misinya dapat tercapai. Setelah bulat tekadnya, ia mendatangi rumah pak Sembung sehabis shalat asar.

Gus Muh mengetok pintu dan mengucap salam. pak Sembung yang asik nonton sepak bola di layar TV sedikit terkejut melihat kehadiran Gus Muh.

"Monggo, Gus, silakan duduk! Wah, ada angin apa nih kok tumben sore-sore begini Gus Muh sudah jalan-jalan?" sambut pak Sembung ramah.

"Ya, saya udah lama nggak bertemu pak Sembung. Masih jualan di pasar, tho?" jawab Gus Muh.

"Masih, Gus. Meskipun sekarang penghasilan saya tidak seperti dulu. Tapi, alhamdulillah, masih bisa bertahan hidup." Pak Sembung adalah pemilik kios kecil di pasar yang menyediakan barang pecah belah. Ia telah 10 tahun menekuni usaha itu.

"Gimana kabar, bu Sembung, baik, kan?"

"Ya, begitulah, Gus! Kami sedang kurang kompak. Istri saya sekarang sedang pulang ke orang tuanya karena malu ketemu tetangga."

"Lho, kok, bisa malu, gimana ceritanya? Tapi, maaf, bukan maksud saya turut campur masalah pak Sembung."

"Saya malah beruntung, Gus Muh datang ke sini. Setidaknya saya bisa curhat dengan Jenengan. Saya pusing, Gus. Istri saya belakangan ini sering ngambek. Ia pingin punya mobil seperti bu Toni. Istri saya itu orangnya nggak mau kalah sama teman-temannya, apalagi satu dusun seperti ini. Makanya, karena ia pernah bilang kalau bulan ini kami akan beli mobil tetapi keuangan kami jelas nggak mungkin, maka ia kini memilih lebih baik tinggal sama orang tuanya di kampung."

"Oalah...." ucap Gus Muh menimpali.

"Trus, saya harus bagimana, Gus?"

"Pak Sembung, cobaan orang memang berbeda-beda. Salah satunya adalah ujian kekayaan. Menurut Ustad Usman waktu khutbah Jumat yang lalu, kita harus pandai-pandai mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Kita harus bisa bersikap lebih arif, dengan sering melihat ke bawah untuk urusan-urusan keduniaan. Misalnya, dalam hal mobil, mestinya kita melihat orang-orang yang tidak memiliki mobil, bukan malah membandingkan diri kita dengan mereka yang telah memiliki mobil. Dengan begitu, akan muncul rasa syukur dalam hati bahwa Allah saat ini telah memberikan motor kepada kita sehingga kita tidak perlu capek-capek mengayuh sepeda saat bepergian. Hati kita akan damai dan bahagia."

"Betul, Gus. Tapi, itu tidak berlaku untuk istri saya. Ia tidak bisa tenang ketika ada kawannya yang berhasil membeli sesuatu yang melebihi miliknya. Seperti sekarang ini, ia memaksa saya untuk segera mencari mobil agar tidak ketinggalan dengan temannya."

"Memang, keinginan untuk memiliki harta banyak dan fasilitas lengkap tidak ada salahnya. Namun, seharusnya kita mampu mengukur kadar kekuatan kita. Dalam kondisi seperti ini, kita harus bekerja lebih keras lagi dan berdoa kepada Allah agar kita mudah menjemput rezekinya. Kita harus yakin, bahwa Allah Maha Kaya. Ia akan mengabulkan permohonan hamba-Nya selama hamba itu bersungguh-sungguh dalam mengejar impiannya, baik dalam usaha maupun pendekatan diri kepada-Nya."

Pak Sembung diam sesaat. Ia mencoba mencerna kalimat-kalimat Gus Muh yang penuh arti. Tumbuh semangat baru dalam kalbunya, ia akan dapat menyadarkan istrinya yang sering tertipu oleh gemerlapnya dunia. Ia jadi malu kepada Gus Muh karena memang selama ini ia hanya mengandalkan usaha keras tetapi kurang berdoa. Ia telah lama meninggalkan shalat. Pantas saja, ia sepertinya kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Tanpa sadar, air mata beningnya menetes.

"Terima kasih, Gus. Saya jadi sadar sekarang." Pak Sembung terisak sambil tersenyum.
Gus Muh pun ikut gembira.

RAGAM PENIPUAN YANG MENGGODA


Kemarin pagi, ketika saya berkunjung ke Fakultas Syariah IAIN Walisongo untuk menemui Prof. Muslich Sobir, saya mendapati sebuah pengumuman di papan informasi bahwa saat ini sedang marak beredar modus penipuan baru. Caranya, ada seseorang, mengaku karyawan dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Jawa Tengah, yang menelepon kepada calon korban dengan mengatakan bahwa penerima telepon itu adalah orang yang ditunjuk oleh Kepala Kanwil untuk mengikuti seminar di Jakarta. Penerima telepon diminta untuk menghubungi nomor tertentu untuk mengurus keberangkatannya via pesawat. Catatan dalam pengumuman itu mengingatkan, selama belum ada penunjukan resmi dari pimpinan institut atau fakultas, para penerima telepon disarankan untuk tidak mengindahkannya. Setelah membaca pengumuman itu, saya masuk ke ruang dosen untuk menunggu Prof. Muslich.

Tak lama kemudian, Prof. Muslich datang. Saya pun menyerahkan berkas revisi makalah komprehensif untuk ditanda tangani. Namun, tiba-tiba telepon seluler beliau berbunyi. Prof. Muslich pun menghentikan sejenak diskusinya dengan saya lalu mengangkat telepon. Ternyata, sang penelepon menginformasikan bahwa beliau ditunjuk oleh Kepala Kanwil untuk mengikuti seminar di Jakarta, persis dengan pengumuman yang ditempel di luar gedung. Karena beliau sudah paham, beliau hanya menimpali dengan senyum dan kemudian menutup pembicaraan. Beliau pun bercerita kepada dosen lain yang sedang berada di satu ruangan bahwa ia baru saja menerima telepon penipuan itu. Menurut salah satu kawannya, beberapa hari yang lalu, pihak administrasi fakultas dimintai nomor telepon para guru besar fakultas oleh orang yang mengaku sebagai pegawai Kanwil. Wajar saja kalau kemudian prof Muslich mendapat panggilan telepon itu. Untungnya, beliau sudah tahu modus penipuan baru tersebut sehingga tidak terbawa arus untuk mengikuti tahap-tahap penipuan berikutnya.

Kisah lain, sore kemarin, ketika saya pulang dari kampus, saya sempat mampir ke ATM BTN di dekat kampus. Di atas mesin ATM saya mendapati sebendel informasi yang berjudul “The Miracle of Giving” yang diberi terjemahan di bawahnya “Keajaiban Sedekah” dengan latar belakang foto Ustad Yusuf Mansur. Karena tertarik, saya pun membawa bendel itu yang memang bertuliskan “Gratis.” Dalam hati, saya akan mendapatkan informasi mendalam tentang efek positif dari sedekah seperti misi ustad Yusuf Mansur.

Sesampai di rumah, saya coba baca isi bendel itu. Ternyata, bendel itu adalah program investasi sedekah melalui ATM BCA. Para pembaca yang berminat diharapkan mentransfer uang sebesar Rp 20.000,- ke empat nomor rekening tertentu (nomor urut 1 sampai 4). Sebagai konsekuensinya, ia akan mendapat kiriman dari orang lain ketika ia mau menggandakan dan menyebarkan bendel itu. Tentunya nomor rekeningnya akan tercantum sebagai nomor rekening yang ke-4. Intinya, ini adalah model MLM yang menjanjikan uang milyaran rupiah.

Cara bekerjanya secara detail adalah sebagai berikut. Pada minggu pertama ada 25 peserta baru yang tertarik mengikuti program. Maka, penyebar bendel yang berposisi di nomor 4 itu akan mendapatkan transfer uang segar sebanyak 25 orang x Rp 20.000,- = 500.000,-. Lalu pada minggu kedua, 25 peserta di atas mendapatkan pengikut baru sebanyak 25 orang yang akan mentransfer uang sebanyak 20.000 ke rekeningnya. Jadi akan terkumpul uang sebanyak 25 x 25 x 20.000 = 12.250.000,-. Kemudian, pada minggu ketiga, setiap 25 peserta baru mendapat masing-masing 25 peserta berikutnya sehingga ia akan mendapatkan transferan dana sebanyak 25 x 25 x 25 x 20.000 = 312.500.000,-. Terakhir pada minggu keempat, posisi orang tersebut akan menjadi posisi puncak dengan perolehan uang 25 x 25 x 25 x 25 x 20.000 = 7.812.500.000,- Dengan demikian, dalam satu bulan saja, akan terkumpul uang sekitar Rp 7,8 milyar dengan modal awal cuma 4 x 20.000 = Rp 80.000,-. Wow, keren bukan?

Dari gambaran di atas, nampaknya, model penipuan saat ini kian memikat dengan iming-iming uang berlimpah. Akhirnya, kita perlu lebih waspada agar kita tidak terjebak dalam rangkaian kebohongan yang dapat menutupi akal sehat kita. Semoga.

Senin, 26 April 2010

SYAIR ABU NAWAS


Saya merasa senang ketika kawan saya, Pak Yuda, meminta saya menuliskan untuknya syair Abu Nawas yang penuh makna. Saya sering meneteskan air mata jika merenungi arti tiap bait puisi sang Pujangga itu. Berikut ini naskah yang layak kita jadikan bahan untuk introspeksi diri di sela kesibukan kita.


إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً *** وَلاَ أَقْوَىْ عَلىَ النَّارِ اْلجَحِيْمِ
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَّاغْفِرْ ذُنُوْبِي *** فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ اْلعَظِيْمِ

ذُنُوْبِي مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ *** فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً يَا ذَالْجَلاَلِ
وَعُمْرِيْ نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ *** وَذَنْبِيْ زَائِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِي

إِلَهِيْ عَبْدُكَ اْلعَاصِ أَتَاكَ *** مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ *** وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ


Wahai Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi penghuni surga-Mu
Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar

Dosaku seperti jumlah pasir
Maka terimalah pengakuan taubatku Wahai Pemilik Keagungan
Dan umurku berkurang setiap hari
Sedangkan dosaku bertambah, bagaimana aku bisa menanggungnya

Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni, memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku, kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain kepada-Mu

Minggu, 25 April 2010

MENENTUKAN JENIS KELAMIN ANAK


Tadi malam saya ditanya oleh seorang sahabat tentang cara menentukan jenis kelamin anak. Kebetulan ia sudah punya dua anak perempuan dan ingin punya anak laki-laki. Saat ini istrinya sedang mengandung enam bulan. Wah, soal ini cukup menggelitik dan sulit dijawab, apalagi saya tidak punya amalan tertentu. Memang, saya telah memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan, tetapi itu bukanlah hasil sebuah rekayasa. Saya hanya mengandalkan doa dan ikhtiyar batin agar harapan saya tercapai, persis dengan usaha-usaha saya dalam mengatasi segala tantangan hidup.

Dengan teori kesehatan, para dokter dapat memberikan sejumlah saran kepada pasangan yang hendak menentukan jenis kelamin anaknya. Misalnya, suami harus banyak makan daging sedangkan istri perlu mengonsumsi sayuran jika mengharapkan kelak anaknya berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, suami harus makan sayuran lebih banyak sedangkan sang istri mengonsumsi daging bila menginginkan anak perempuan. Tim medis juga bisa melakukan seleksi kromoson x dan y dalam sel sperma agar pembuahan yang diharapkan dapat terwujud. Proses semacam ini biasanya dilakukan dalam mekanisme bayi tabung.

Walaupun begitu, penentu jenis kelamin adalah Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha namun Zat Maha Agunglah yang akan menentukan. Allah dalam Surat Lukman: 34 menyatakan bahwa ada empat rahasia yang tidak bisa diungkap oleh manusia kecuali sedikit. Pertama adalah waktu datangnya hari kiamat, kedua adalah jenis kelamin bayi dalam rahim, ketiga adalah aktifitas yang akan dilakukan besok, dan terakhir lokasi kematiannya. Paling banter, manusia hanya bisa merencanakan, namun hasil finalnya tetap ada di tangan Allah SWT.

Kembali kepada penentuan jenis kelamin, sepanjang pengetahuan saya selama belajar agama, tidak ada satu pun metode yang disarankan berdasarkan al-Qur'an dan hadis untuk menentukan jenis kelamin anak. Allah SWT telah menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan akan mendapat perlakukan yang sama di hadapan-Nya, khususnya dalam hal pembalasan kebaikan dan keburukan. Kalaulah ada bacaan tertentu yang mustajab, pastilah Rasulullah SAW akan memiliki banyak anak laki-laki dan bacaan itu akan sampai kepada kita. Kenyataannya, dari delapan anak yang dimiliki Nabi SAW, hanya dua anak yang berjenis kelamin laki-laki dan mereka pun telah meninggal saat balita. Hal ini persis dengan firman Allah SWT yang menerangkan bahwa Muhammad SAW bukanlah ayah dari seorang manusia berjenis kelamin laki-laki, tetapi merupakan rasul dan penutup para nabi. Dengan demikian, jelaslah bahwa Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak memberikan rumus khusus untuk menentukan suatu jenis kelamin. Allah SWT hanya memberikan satu doa agar kita diberi keturunan yang dapat menyejukan hati (qurratu a'yun) tanpa mempedulikan jenis kelaminnya.

Akhirnya, anak adalah karunia dan amanah besar yang harus kita jaga. Mereka adalah investasi berharga untuk akhirat kita. Doa mereka akan selalu kita nanti kelak di alam baka. Oleh karenanya, apapun jenis kelamin anak kita, mereka harus tetap kita didik dan arahkan agar menjadi generasi yang bermanfaat untuk kemajuan Islam di masa depan. Amin.

Introduction