Sejak mulai serius mengerjakan disertasi setahun yang lalu, aku hampir kehilangan segala kebebasan. Kebebasan berekspresi, kebebasan tertawa, kebebasan berbagi cerita! Aku serasa terpasung dalam penjara yang sunyi dan mencekam. Hari-hari berlalu dengan berat. Ada beban menggunung yang senantiasa enggan berpindah dari pundak dan punggungku. Kadang aku sedih, kadang aku cemas, acapkali aku frustasi, dan tak jarang aku kehilangan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir studi itu. Duh, kalau bukan karena pertolongan Sang Khalik yang Maha Luas kasih sayangnya, mustahil rasanya aku bisa menyelesaikan disertasi yang super berat itu.
Kini, ketika rintangan demi rintangan telah kulalui, setelah letih berkeringat dan berdarah-darah, akhirnya sampailah aku di depan gerbang kemerdekaan. Ya, sebuah kemerdekaan sejati yang sempat terampas itu sudah di depan mata. Ujian tertutup disertasi yang menegangkan telah kulalui dengan lancar dan bahkan jauh lebih mudah daripada bayanganku. Para penguji yang biasaya dikenal sangat garang melontarkan berbagai pertanyaan yang memojokkan dan menjatuhkan saat itu sungguh santun dan penyayang kepadaku. Hanya satu dua pertanyaan saja yang mengharuskanku mengeluarkan energi. Selebihnya, pertanyaan-pertanyaannya terkesan datar dan banyak bermuatan saran. Tak ada lagi kewajiban bagiku untuk merombak total susunan disertasi. Tak ada lagi keharusan bagiku untuk turun lapangan guna mengumpulkan data. Alhamdulillah, ujian yang paling mendebarkan sepanjang studiku di IAIN Semarang sudah berlalu. Ya, sudah menjadi salah satu masa laluku yang cukup manis untuk dikenang.
Sekarang, tugasku adalah merevisi naskahku. Tak banyak yang harus kulakukan. Cukup menuruti sejumlah keinginan para penguji yang tak terlalu sulit kupenuhi. Insya Allah, bulan depan aku sudah bisa daftar ujian terbuka.Amin.
Kini, ketika rintangan demi rintangan telah kulalui, setelah letih berkeringat dan berdarah-darah, akhirnya sampailah aku di depan gerbang kemerdekaan. Ya, sebuah kemerdekaan sejati yang sempat terampas itu sudah di depan mata. Ujian tertutup disertasi yang menegangkan telah kulalui dengan lancar dan bahkan jauh lebih mudah daripada bayanganku. Para penguji yang biasaya dikenal sangat garang melontarkan berbagai pertanyaan yang memojokkan dan menjatuhkan saat itu sungguh santun dan penyayang kepadaku. Hanya satu dua pertanyaan saja yang mengharuskanku mengeluarkan energi. Selebihnya, pertanyaan-pertanyaannya terkesan datar dan banyak bermuatan saran. Tak ada lagi kewajiban bagiku untuk merombak total susunan disertasi. Tak ada lagi keharusan bagiku untuk turun lapangan guna mengumpulkan data. Alhamdulillah, ujian yang paling mendebarkan sepanjang studiku di IAIN Semarang sudah berlalu. Ya, sudah menjadi salah satu masa laluku yang cukup manis untuk dikenang.
Sekarang, tugasku adalah merevisi naskahku. Tak banyak yang harus kulakukan. Cukup menuruti sejumlah keinginan para penguji yang tak terlalu sulit kupenuhi. Insya Allah, bulan depan aku sudah bisa daftar ujian terbuka.Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar