Rabu, 02 November 2011

PELATIHAN MEMBUAT TAHU SEHAT TANPA CUKA

Sabtu lalu, tepatnya tanggal 29 Oktober, eL-Zawa menggelar kegiatan pembuatan tahu nigarin. Tahu ini tergolong unik karena tidak mengeluarkan limbah. Biasanya, tahu yang biasa dikonsumsi adalah tahu yang dalam proses pembuatannya menggunakan cuka. Air perasan tahu ini pasti dibuang karena tidak bisa diminum. Jumlah air limbah tahu dari cuka ini tidak tanggung-tanggung, bisa sampai tujuh kali air yang dibutuhkan untuk pembuatan tahu yang menggunakan nigarin. Apa sebenarnya nigarin?

Nigarin adalah  ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibtuhkan oleh tubuh. Meliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral, termasuk Magnesium, Kalium, Besi, Kalsium, Boron, Selenium & Zinc. Merupakan cairan isotonis yang dapat membantu menjaga keseimbangan reaksi metabolisme di dalam tubuh. Khasiatnya banyak sekali, antara lain melangsingkan badan, detoksifikasi (mengeluarkan racun tubuh, merawat kulit, mencegah osteoporosis, mencegah/mengatasi diabetes, dan memblokir/membakar lemak. Dari sekian khasiat di atas, nigarin juga bisa dijadikan sebagai bahan pembuat tahu.

Dalam proses pembuatan tahu, nigarin difungsikan sebagai pengental sari kedelai yang sudah dididihkan sebagai pengganti cuka. Pada awalnya, kedelai yang sudah direndam beberapa jam digiling menggunakan blender atau juicer. Air perasan itu dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu, beberapa tetes (sekitar 10-20 ml) nigarin dimasukkan ke dalam air itu. Air susu kedelai itu langsung menghasilkan gumpalan-gumpalan protein bahan tahu di bagian atasnya. Gumpalan itu diambil dengan serok/penyaring dan dimasukkan ke dalam cetakan tahu dan dipres. Jadilah tahu sehat dan higienis yang siap dimakan langsung. Adapun air yang tersisa, bisa dibuat muniman sari kedelai dengan mencampurkan gula dan aneka perasa.

Pelatihan pembuatan tahu yang digelar eL-Zawa ini diharapkan akan memberikan wawasan bagi para peserta untuk menjadi pengusaha-pengusaha baru dengan permodalan yang sudah disiapkan eL-Zawa. Dengan begitu, sinergi antara lembaga pengelola zakat dan pengusaha akan dapat melahirkan masyarakat yang benar-benar berdaya dan sejahtera. Semoga tercapai...amin...
 

2 komentar:

Introduction