Belakangan ini, aku sering seperti kebanjiran pekerjaan. Waktuku
seolah-olah tak cukup untuk menampung padatnya kegiatannya. Dari hari ke hari,
ada saja tugas dan pekerjaan yang harus kuselesaikan. Mungkin ini adalah arus
balik dari perjalanan hidupku sebelumnya.
Dulu, sebelum kuliahku kelar, setiap hari wiridannya adalah
disertasi. Semua pekerjaan aku tolak demi terselesaikannya karya akhir studiku.
Jika tidak, bukan hanya masa studi yang kian melar tapi kantong juga semakin
terkuras. Maklum, untuk mengakhiri “penderitaan” sebagai mahasiswa, perjuangan
lahir batin semua pihak harus dikerahkan. Anak dan istri harus rela dicuekin,
rela ditinggal mondar-mandir, dan rela haus kasih-sayang. Pekerjaan kantor terbengkalai, tugas atasan
sering tidak beres, dan mahasiswa tak jarang ditelantarkan. Beberapa undangan
dari masyarakat pun diabaikan begitu saja. Pendek kata, aku harus siap hidup
sunyi di tengah keramaian dan bersemadi di sela kerumunan orang.
Kini, ketika semua beban berat di kepala terbayarkan, aku punya aktifitas baru, yakni meng-'qadha' semua 'hutang' pekerjaan yang dulu kubiarkan. Kantorku memintaku bekerja maksimal, atasanku mulai memberikan kode tambahan beban kerja, mahasiswa menuntut pelayanan prima dan keluarga meminta perhatian. Jadilah agenda utamaku setiap hari memeriksa segala kekurangan yang dulunya tak kuhiraukan. Untungnya, meskipun seperti sangat sibuk setiap hari, aku tidak lagi dikejar deadline yang membuatku frustasi. Semua masih bisa dilakukan step by step tanpa harus merasa tertekan. Semoga saja aku bisa sehat dan mampu menjalankan amanat dengan maksimal. Amin
Amiiin, Tadz. Semoga senantiasa dilimpahi keberkahanNya.
BalasHapus