Jumat, 24 Juli 2009

HIKMAH SAKIT

Di saat tubuh bugar, nikmat sehat terkadang lepas dari kesadaran kita. Anugerah yang satu ini seringkali dianggap biasa saja. hari-hari berlalu tanpa makna. Namun, ketika kesehatan mulai menurun, tubuh sudah tidak dapat diajak kompromi, maunya hanya berbaring, barulah kita tersadar bahwa kesehatan sedang tidak lagi berada di pihak kita. Suhu badan meninggi, persendian terasa ngilu, makanan tidak lagi mudah melewati tenggorokan, pandangan mata kabur, dan sebagainya. Kenapa mesti sakit? kenapa harus sengsara?

Ini adalah satu isyarat bahwa kita harus banyak bersyukur. Betapa besar karunia Allah SWT yang diberikan kepada kita namun kita enggan mengingatnya. Udara yang kita hirup secara gratis, aliran darah yang tidak henti menyusuri pembuluh, kerja keras perut mencerna makanan, semua itu kita anggap peristiwa biasa-biasa saja. Nah, ketika kordinasi antar anggota badan tidak seimbang, timbullah aneka gejala sakit. Harapannya adalah ingin segera pulih seperti sediakala.

Setelah berobat dan kembali sehat, pola kehidupan kita umumnya akan seperti sebelumnya. Pada saat sakit, kita pernah berjanji akan menjadi muslim sejati, beribadah lebih tekun, beramal lebih banyak, ternyata janji-janji itu seperti sirna ditelan ombak. Tak heran kemudian, ketika Allah SWT mendatangkan lagi ujiannya, bentuk dan macamnya akan lebih besar. Hal itu sebenarnya ditujukan untuk peringatan kepada kita agar menjadi hamba yang bertaqwa, kapanpun dan di manapun. Semoga dengan sakit, iman kita akan lebih mantap, ibadah kita akan lebih khusyu', karena kita tidak tahu kapan kita akan kehilangan semua kesempatan itu dengan datangnya sang ajal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction