Pagi buta kau sudah kutata
Di emperan toko yang masih lengang
Berharap rupiah mengisi kantong celana
Untuk lanjutkan kehidupan yang masih panjang
Sambil menunggu kubersihkan dirimu
Kusiram dengan seember air, Kuusap dengan sepotong kain
Agar kau tampak segar
Sehingga penumpang datang tak segan
Kutahu kau sudah layu
Tak seindah dulu saat kumemilikimu
Namun tak ada kata menyerah
Kurawat dikau dengan pasrah
Tetes keringat masih mengucur
Bercampur debu yang gugur
Kuharap hari ini aku mujur
Dapat penumpang pembawa sayur
Sayang, hingga matahari sepenggalah naik
Tak ada seorang pun sudi melirik
Bersaing dengan angkot yang berjubel penumpang
Rezeki Tuhan kapan datang
Kadang hati berputus asa
Mencari pekerjaan lain tak tahu apa
Nasib belum juga berubah
Padahal kebutuhan terus saja bertambah
Tuhan,
Tolonglah kami para tukang becak ini
Hidup di kota terasa tiada arti
Becak kami sering mau dienyahkan
Dianggap pengganggu jalan dan penyebab kemacetan
Tuhan,
Kami punya anak istri
Dari mana lagi kami akan menafkahi
Modal kami hanya ini
Tak ada lagi orang yang peduli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar