Rabu, 09 September 2009

SYAIR PENGAYUH BECAK

Pagi buta kau sudah kutata
Di emperan toko yang masih lengang
Berharap rupiah mengisi kantong celana
Untuk lanjutkan kehidupan yang masih panjang

Sambil menunggu kubersihkan dirimu
Kusiram dengan seember air, Kuusap dengan sepotong kain
Agar kau tampak segar
Sehingga penumpang datang tak segan

Kutahu kau sudah layu
Tak seindah dulu saat kumemilikimu
Namun tak ada kata menyerah
Kurawat dikau dengan pasrah

Tetes keringat masih mengucur
Bercampur debu yang gugur
Kuharap hari ini aku mujur
Dapat penumpang pembawa sayur

Sayang, hingga matahari sepenggalah naik
Tak ada seorang pun sudi melirik
Bersaing dengan angkot yang berjubel penumpang
Rezeki Tuhan kapan datang

Kadang hati berputus asa
Mencari pekerjaan lain tak tahu apa
Nasib belum juga berubah
Padahal kebutuhan terus saja bertambah

Tuhan,
Tolonglah kami para tukang becak ini
Hidup di kota terasa tiada arti
Becak kami sering mau dienyahkan
Dianggap pengganggu jalan dan penyebab kemacetan

Tuhan,
Kami punya anak istri
Dari mana lagi kami akan menafkahi
Modal kami hanya ini
Tak ada lagi orang yang peduli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction