Sabtu, 18 April 2009

KETIKA BARA ITU SIRNA

Semangat adalah bara. Tatkala ia sirna, manusia bagai tak bernyawa. Hidupnya tiada asa. Rangkaian indra terpaku tak berdaya. Apalah arti tawa. Apalah makna canda. Ketika raga tertekuk lunglai. Anggota badan tercerai. Bibir terkatup rantai. Air mata menganak sungai.

Katakan pada dunia, apa ini? Sudah dekatkah mati? Akankah ajal tak terganti? Oleh sedetik waktu tuk hanya sekedar menikmati? Indahnya nafas besarkan hati? Dengan segenap puji dan simpati? Berharap janji tuhan ditepati?

Mungkin malam akan kian kelam. Tatkala syair didendang binatang malam. Angin dingin menambah karam. Jiwa menggigil kehilangan sekam. Tuk sekedar raih bara segenggam. Demi hidup sekalian alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction