Kamis, 19 Agustus 2010
MEMBANGUN MASJID DI GROUND ZERO
Salah satu isu yang kini sedang hangat dibicarakan oleh warga Amerika adalah rencana pembangunan masjid dan Islamic Center di dekat reruntuhan gedung World Trade Center (WTC) yang luluh lantak akibat serangan teroris 11 September 2001. Banyak orang menolak pembangunan itu karena masih trauma dengan hebatnya al-Qaeda menenggelamkan simbol kebesaran Amerika berikut ribuan korban yang harus kehilangan nyawa. Mereka berpikir bahwa al-Qaeda adalah Islam,oleh sebab itu Islam adalah teroris. Dengan membangun masjid di pusat kota New York itu sama halnya dengan mendukung gerakan teroris.
Diskusi semakin menghangat ketika Presiden Obama, saat menyambut para tamu dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih (13/8/2010), menegaskan bahwa ia mendukung pembangunan masjid itu. Baginya, Islam bukanlah agama teroris dan el-Qaeda bukanlah mewakili suara Islam. Oleh sebab itu, ketika umat Islam ingin mendirikan masjid, hal itu tidak dapat dimaknai sebagai indikasi dilegalkannya gerakan terorisme. Amerika sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan dan kebebasan beragama tidak punya alasan untuk menolak berdirinya masjid. Hal ini juga berlaku untuk seluruh agama yang berkembang di negeri paman Sam itu. Tidak ada hak atau layanan khusus yang diberikan oleh negara terhadap suatu agama melebihi agama yang lain. Di akhir pidatonya, Obama bahkan menegaskan bahwa sebagai warga negara maupun sebagai presiden, ia akan menjunjung tinggi kemerdekaan beragama sebagaimana telah dilakukan oleh para pendahulunya.
Ungkapan tegas Obama di atas menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, khususnya partai opisisi, Republik, dan kaum nasrani. Salah satu politisi menilai bahwa Obama merupakaan presiden terburuk sepanjang sejarah Amerika. Sebagian politisi yang lain menganggap bahwa Obama dan gubernur New York yang mendukung pembangunan masjid di Ground Zero itu akan merasakan akibatnya dalam pemilihan umum mendatang. Para penganut Nasrani bahkan berani menuduh bahwa Obama bersekongkol dengan teroris. Sungguh komentar mereka ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan warga negara yang tertuang dalam konstitusi Amerika.
Bagaimana kisah ini selanjutnya? Kita tunggu saja beritanya....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar