Banyak orang berpandangan bahwa kualitas selalu identik dengan produk barat. Sebut saja misalnya, komputer, buku, hingga universitas. Piranti komputer ternama adalah microsoft dan apple dari Amerika. Buku-buku karangan profesor yang mewarnai opini dunia juga hasil karya pemikir-pemikir Barat. Ujung-ujungnya sekolah yang top dunia juga berlokasi di negara-negara barat. Sebagai bangsa Indonesia yang umumnya digolongkan ke dalam negara dunia ketiga, bersaing dengan manusia dari negara dunia pertama sepertinya tidak mungkin. Tetapi, jika kita mau jujur, kesuksesan seseorang sama sekali tidak bergantung dari mana ia berasal, tetapi bagaimana kita menjalani hidup. Nah, dari sini barangkali kita bisa siap-siap menyalip negara-negara maju jika kita tahu bagaimana mereka menata hari-harinya, setidaknya berdasarkan pengalaman saya selama 1,5 bulan di negeri paman Sam.
Kalau melihat postur tubuh, orang Amerika ternyata tidak seperti yang saya bayangkan,tinggi-tinggi dan besar-besar. Kalau boleh saya katakan, tinggi badan mereka seperti rata-rata orang Indonesia. Ada memang yang tinggi sekali, tetapi tidaklah banyak. Saya di sini termasuk tinggi karena memang orang Amerika tidak banyak yang setinggi saya. Ini belum termasuk orang Asia yang menjadi warga negara Amerika.
Kemudian, warga negara Amerika yang tak boleh dilupakan adalah warga kulit hitam yang jumlahnya banyak sekali. Mereka dulunya adalah budak-budak yang didatangkan dari wilayah Afrika. Kini, dengan persamaan hak sesama warga negara, orang kulit hitam telah mampu masuk ke berbagai sektor kehidupan Amerika, seperti menjadi walikota hingga presiden. Mereka juga telah mengisi kursi-kursi penting di kampus dari mahasiwa hingga pejabat universitas. Memperhatikan bentuk tubuh manusia Amerika, warga Indonesia seperti saya tidaklah minder ketika bertemu, bergaul atau berpapasan dengan mereka. Semua biasa saja.
Kini dilihat dari cara kerja. Orang Amerika memang berpeluang untuk menghasilkan karya yang patut diacungi jempol. Mereka dapat bekerja secara maksimal didukung oleh fasilitas yang serba ada. Mereka tak segan-segan tinggal berjam-jam di perpustakaan atau di kantor. Tetapi sekali lagi, tidak semua orang mengambil manfaat dari segala perlengkapan yang tersedia itu. Banyak yang mabuk-mabukan hingga kumpul satu rumah tanpa ikatan perkawinan yang sah. Kalau begitu, orang Indonesia pasti lebih berpeluang untuk bisa menjadi maju seperti mereka asalkan mereka memperoleh kesempatan yang sama dan fasilitas yang memadai, plus semangat kerja yang tak pernah lelah.
satu hal lagi yang harus kita miliki adalah sistem yang tertata. Sering kita prihatin dengan kehidupan masyarakat kita yang serba semrawut. Itu bisa jadi karena wawasan kita yang masih terbatas dan pendidikan bangsa kita yang belum merata. Warga Amerika diakui memang menjunjung tinggi peraturan negara dan patuh terhadap hukum. Lampu dan rambu lalulintas berfungsi maksimal tanpa ada polisi yang menjaga di setiap persimpangan. Dengan demikian, jika kita mau dan mampu menata hidup kita secara tertib, nampaknya kita juga berpeluang untuk maju seperti Amerika. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh individu-individu yang menyokongnya.
Umat Islam di Indonesia yang mayoritas muslim adalah satu kunci keberhasilan penting karena mereka tidak hanya bekerja karena pengawasan manusia semata akan tetapi ada malaikat dan Allah SWT yang senantiasa mencatat dan mendampingi mereka. Kekuatan iman yang kini sedang diupgrade dengan puasa ramadhan yang dilengkapi dengan semangat kerja yang gigih nampaknya akan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa terdepan di masa mendatang. Insya Allah. Mau mengalahkan Amerika? Siapa takut...Dirgahayu Indonesia kita....
smoga dgn tinggal di negeri uwak sam tdk mengubah pribadi kita sebagai bangsa Indonesia dan smoga kita tetap diberi kekuatan iman dalam menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan (tdk pindah agama, krn kehidupan disana menganut paham kebebasan). kita ambil segi positifnya pengalaman dari berbagai macam negara, karakteristik manusianya dsb....trus kita kembangkan di Indonesia. good luck...!!!
BalasHapusTentu, kita harus mampu mempertahankan karakter kita sebagai bangsa besar. Kita hanya mengambil pelajaran berharga dari pengalaman hidup bangsa yang dianggap lebih maju. Tetaplah Indonesiaku...Thank you for the comment...
BalasHapusUpacara dimana tadz? Pengin maju. . .Tetap ingat 3M. . .Meniru dst
BalasHapusNah itu dia, saya pingin ikut upacara, tapi yang dikerek kok malah bendera amerika...hehehe
BalasHapus