Sejak tahu bahwa sang istri mengandung calon anak kedua, pak Ari semakin gigih berdoa supaya anaknya nanti lahir sehat, normal, dan kelak menjadi anak yang berguna. Hari-harinya diisi dengan berbagai kegiatan ritual agar semakin dekat dengan Allah SWT. Ia yakin, apapun yang ia minta kepada Tuhan Yang Maha Agung tentu akan terkabul dengan mudah jika ia giat beribadah.
Menginjak bulan keenam, dokter yang selama ini memeriksa istrinya memberitahukan kepada pak Ari bahwa posisi bayi dalam kandungan sungsang. Ini berarti bayi itu kemungkinan besar akan lahir melalui operasi cesar. Mendengar berita itu, hati pak Ari seperti disambar petir. Pikirannya melayang kepada sejumlah uang yang harus ia persiapkan untuk operasi itu. Padahal, saat ini kondisi keuangannya sedang seret.
Selama ini, ia sudah memohon dengan sungguh-sungguh agar sang bayi tak bermasalah. Namun ternyata Allah berkehendak lain. Ingin rasanya ia berontak. Tapi ia sadar, apalah artinya putus asa. Ia pun akhirnya berpasrah diri dan bertekad meneruskan doanya dengan cara yang lebih khusyu'.
Pak Ari memutuskan untuk menambah kegiatan spiritualnya. Berkat ajakan kawannya, ia turut serta program mujahadah kubra yang dilaksanakan di Masjid Agung setiap malam Jumat. Dalam iringan dzikir itu, Pak Ari berkali-kali menitikkan air mata pengaduan atas kegalauan pikirannya. Di tengah kesedihannya itu, ia tetap menyematkan satu harapan bahwa Allah SWT pasti mendengarkan rintihan hamba-Nya dan pasti akan memberikan jalan terbaik untuk keluarganya.
Selang beberapa minggu, ketika usia kandungan istrinya menginjak bulan kedelapan, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya. Bayi yang semula divonis akan lahir dengan cara cesar, ternyata saat itu posisinya berbalik normal, tidak sungsang lagi. Betapa gembira hati Pak Ari. Ia pun sujud syukur atas kebesaran kekuasaan Allah SWT. Ia kian pantang menyerah untuk mengisi waktunya dengan bermunajat kepada-Nya agar persalinan istrinya dapat berlangsung lancar tanpa kendala. Dengan begitu, ia tidak lagi terbebani oleh besarnya dana yang dibutuhkan untuk keperluan itu.
Pada bulan kesembilan, pertumbuhan bayi tetap terjaga. Seperti perkiraan, bayi itu akhirnya lahir normal sesuai dengan harapan Pak Ari. Pak Ari tidak dapat menyimpan rasa harunya. Tangisnya meledak seiring dengan terdengarnya tangis bayinya yang baru lahir. Dalam kebahagiaan itu, ia semakin percaya akan kekuatan sebuah doa. Jika doa dilantunkan dengan hati ikhlas dan penuh kesungguhan, niscaya Allah akan memberikan pertolongan dengan segala kemudahan. Persis dengan nasehat salah satu gurunya bahwa Allah akan memberikan seribu satu jalan keluar bagi mereka yang bertakwa kepada-Nya. Wa Allah a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar