Sabtu, 01 Mei 2010
GENERASI DAMBAAN UMAT
Islam merupakan agama yang sempurna, sebuah agama yang dibawa oleh Rasulullah, Muhammad SAW. Islam harus ditegakkan di muka bumi ini. Oleh sebab itu, umat Islam membutuhkan generasi penerus yang selalu siap menjaga panji-panji Islam di seluruh penjuru dunia.
Generasi muda adalah dambaan setiap umat. Generasi muda adalah penerus cita-cita. Tanpa mereka, sebuah bangsa akan hancur dan tertinggal oleh bangsa lain. Oleh sebab itu, peran serta generasi muda selalu dinanti-nantikan.
Bangsa ini tentu membutuhkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik tentu akan lahir dari masyarakat yang baik. Seorang pemimpin harus memiliki pandangan yang arif dan bijaksana dalam mengambil sikap. Oleh sebab itu, sosok pemimpin harus memiliki ilmu yang cukup, wawasan yang luas, dan mampu memberikan teladan bagi pengikutnya. Pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Kita sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan, harus rajin belajar, menuntut ilmu tanpa lelah dan putus asa. Kita harus mampu memberikan pengabdian terbaik untuk bangsa dan agama kita. Rasulullah SAW pernah bersabda:
شُبَّانُ ْاليَوْمِ رِجَالُ اْلغَدِّ
Artinya: “Anak muda sekarang adalah pemimpin masa depan.”
Hadis di atas memberikan motivasi kepada kita bahwa kita kaum muda saat ini adalah calon-calon pemimpin umat di masa mendatang. Mereka yang sekarang memimpin tentu akan dibatasi oleh waktu. Mereka akan berhenti dan kita akan menggantikan mereka. Tanpa kita, mereka pasti akan kehilangan semangat karena apa yang telah mereka lakukan saat ini akan sia-sia.
Kita sebagai generasi dambaan memiliki sejumlah posisi penting. Di antaranya adalah:
Pertama, kita harus menjadi generasi yang sholeh. Anak soleh merupakan investasi masa depan bagi orang tua. Kita sebagai putra-putri bangsa patut menata diri kita sehingga kita akan menjadi aset terbesar bagi umat Islam. Ketika orang tua kita telah meninggal dunia, doa kitalah yang selalu mereka nantikan. Seperti hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
إِذَا مَاتَ ابْنُ أَدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ, صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
Artinya “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendoakannya.”
Hadis ini menunjukkan bahwa ketika datang ajal seseorang, maka masa beramalnya telah habis. Tinggallah ia menanti hitungan perbuatan amalnya, yang baik dan yang buruk. Ia tidak lagi dapat menambah amal baiknya. Kesempatan itu baru akan terbuka ketika orang tersebut mempunyai tiga jenis investasi, antara lain adalah anak sholeh. Oleh sebab itu, kita harus menjadi anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tua kita. Kita berdoa semoga mereka mendapat kasih sayang dan ampunan Allah seperti kasih sayang mereka kepada kita sewaktu kita masih kecil.
Kedua, kita harus mampu menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Orang tua kita selalu memohon kepada Allah agar kita menjadi pemimpin umat yang kokoh dan gigih. Mereka senantiasa memanjatkan doa seperti diajarkan al-Qur’an:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
Artinya, “Ya Allah, berilah kami anak-anak yang dapat menjadi penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Doa ini sangat dalam maknanya. Orang tua kita berharap dalam doa itu agar kita menjadi orang-orang pilihan yang mampu menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar mereka. Sungguh betapa bahagainya mereka ketika kita, putra-putrinya, mampu menjadi generasi dambaan, generasi yang dapat dibanggakan.
Demikian, ulasan tentang posisi kita sebagai generasi yang dinanti. Semoga kita mempu mengemban tugas mulia menjadi pemimpin bangsa di masa depan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar