Senin, 10 Mei 2010

KETEMU LAGI, BALI...!


Hari ini, saya harus bangun pagi agar dapat mengejar pesawat yang akan mengantar ke Bali. Pukul 3 saya sudah terjaga. Saya langsung mandi dan sarapan...(mirip sahur ya...). Setelah meyakini semua telah terbawa, saya pun berangkat menuju bandara tepat pukul 4. Wah, lumayan menantang...jalan-jalan menyusuri kebun karet di pagi buta.

Sesampai di bandara, saya parkirkan motor sambil pesan ke petugas bahwa saya akan kembali ke Semarang pada hari Kamis malam. Berhubung menginap, kunci motor saya diminta si petugas parkir itu untuk keperluan relokasi motor ke tempat yang aman di malam hari. Setelah beres, saya langsung menuju mushalla yang berada di ujung gedung bandara. Saya patut bersyukur karena tidak ada halangan selama perjalanan sehingga saya masih punya waktu untuk shalat sebelum check in. Padahal, seminggu yang lalu, ban motor sempat kempes lho...

Seusai shalat, saya menuju pintu masuk. Di pintu ini semua barang termasuk telepon genggam harus disensor oleh sinar X. Saya yakin bahwa barang-barang saya akan lolos karena saya kan bukan bandar narkoba (hehehe). Setelah itu, saya harus menuju counter Lion Air untuk check in. Koper saya harus rela dimasukkan bagasi karena pesawat yang akan mengantar saya tergolong kecil. Padahal biasanya, kalau saya naik Sriwijaya atau Batavia Air, koper kecil saya biasanya saya bawa masuk kabin. Keuntungannya adalah saya bisa cepat meninggalkan bandara karena tidak harus ngantri menunggu barang di ruang pengambilan. Paling tidak bisa hemat 30 menit-lah.

Sebelum masuk ruang tunggu, saya harus melintasi kounter pajak bandara. Biaya yang harus saya keluarkan sebesar Rp 25.000,-. Beda halnya kalau saya berangkat dari Jakarta. Airport taxnya lebih besar, yakni Rp 40.000,-. Nah kalau dari Bandara Malang, jauuuuuuhh lebih murah, cuma Rp 6.000,-. Ini disebabkan oleh status bandara Malang yang tergolong baru dan numpang di pangkalan udara milik angkatan udara.

Setelah menunggu sekitar satu jam, petugas bandara mengumumkan bahwa pesawat udara dengan tujuan Denpasar akan segera berangkat. Pesawat ini tergolong paling awal terbang sesaat setelah pesawat dengan tujuan Jakarta lepas landas. Seluruh penumpang berdiri dan antri di pintu sensor keluar untuk diperiksa tiket airport tax dan tiket boardingnya. Kemudian, kami berjalan kaki menuju pesawat Lion yang parkirnya agak jauh di ujung bandara.

Perjalanan menuju Bali memakan waktu sekitar 3 jam. Rinciannya adalah 1 jam untuk menempuh jarak Semarang-Surabaya, 1 jam untuk transit di Surabaya, dan 1 jam lagi untuk waktu tempuh Surabaya-Denpasar. Asyik juga perjalanan saya kali ini. Sang pilot memberi tahu ke seluruh penumpang bahwa kami akan melintasi puncak gunung Semeru dan Bromo. Wow, subhanallah, indah sekali, puncak gunung yang menjulang dengan sejumlah awan putih yang ditemani sinar matahari pagi. Belum lagi saat melihat panorama indah yang disajikan oleh hamparan daratan dan bentangan lautan. Keramaian kota, keheningan hutan, dan kesejukan area persawahan benar-benar menyejukkan mata. Jalan-jalan seperti jalur semut yang ramai. Aliran sungai ibarat tali benang yang diurai berliku. Ombak lautan laksana hamparan emas yang berkilau oleh terpanaan sinar. Pokoknya, keindahan alam kali ini sungguh terpampang di depan mata. Kalau perjalanan malam atau saat mendung, tentu panorama itu tidak akan tampak.

Tiga jam telah berlalu. Pesawat mendarat dengan sempurna di Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Kami turun bergantian lalu menuju bus transit yang akan mengantarkan ke pintu keluar. Di sana, para petugas dari Fulbright sudah menunggu. Saya pun masuk mobil jemputan untuk diantar ke tempat penginapan. Alhamdulillah, akhirnya saya kembali lagi ke Bali setelah tujuh tahun yang lalu sempat tinggal di Denpasar selama 6 bulan. Kita ketemu lagi, Bali...I miss U so much....!!! Weleh-weleh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction