Selasa, 09 Maret 2010
MENELADANI HERO INDONESIA: RAMA DAN SIDIK
Beberapa hari yang lalu saya menyaksikan sebuah acara penganugerahan gelar Hero Indonesia kategori khusus di Metro TV. Pemenang kelompok ini adalah Rama Aditya dan Sidik. Keduanya mendapat ucapan selamat dari Jusuf Kalla selaku Ketua Palang Merah Indonesia. Para penonton dibuat terharu ketika menyaksikan keduanya tampil di atas panggung. Mengapa? Keduanya memiliki tubuh yang tidak sempurna! Pak JK dalam sambutannya mengatakan, “Rama dan Sidik mungkin secara fisik kurang sempurna, tetapi secara jiwa ternyata lebih sempurna daripada kita.”
Rama adalah seorang tuna netra sejak lahir. Meskipun begitu, ia tidak begitu saja menyerah kepada nasibnya yang kurang beruntung. Ia mengasah kemampuannya di bidang yang sangat ia minati, yakni teknologi digital. Ia senang sekali mengotak-atik barang-barang elektronik, semisal komputer dan handphone. Ketika ia sadar bahwa ia memiliki bakat di bidang itu, ia lalu bergabung dengan perusahaan yang bergerak di bidang animasi dan pembuatan game di Jakarta. Ia langsung dipercaya untuk mengaransemen musik dan suara latar untuk berbagai animasi. Terakhir, kemampuannya yang tinggi itu dilirik oleh perusahaan film animasi dan game dari Jepang, Nintendo. Ia dikontrak untuk menjadi tenaga ahli penyelaras akhir iringan musik dan latar suara bagi film-film produksi raksasa animasi dan game itu. Luar biasa bukan?
Adapun Sidik adalah orang yang tidak memiliki kedua kaki kecuali hanya bagian pangkal paha. Meskipun begitu, ia berhasil melalui berbagai hambatan fisik dan psikis untuk menyelesaikan pendidikan formal hingga program D3. Untuk menghidupi dirinya, ia mencoba berbagai macam pekerjaan, mulai jualan koran hingga berdagang makanan kecil. Melihat usahanya mulai jalan, Sidik akhirnya memutuskan untuk memproduksi sendiri makanan ringan yang dijualnya. Ia membuat kripik singkong sendiri sebagai usaha ‘home industry’. Jerih payahnya itu kini telah membuahkan hasil. Meskipun ia tidak dapat berdiri dan berjalan secara normal, ia bisa mengendarai motor yang didesain sendiri secara khusus demi memenuhi kebutuhannya. Ia dapat berkeliling kampung di wilayah Jakarta Selatan untuk menjajakan kripik buatannya ke toko-toko atau berbagai kawasan perumahan. Semangat hidupnya yang pantang menyerah ini mendapat apresiasi positif dari banyak kalangan hingga ia masuk sebagai salah satu hero Indonesia tahun 2010 ini.
Apa yang bisa kita petik dari kedua tokoh di atas? Barangkali, perasaan bangga bercampur malu. Kita bisa bangga karena melihat betapa orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti mereka ternyata mampu menunjukkan kemampuannya kepada dunia bahwa mereka bukan sembarang orang. Rama yang tidak bisa melihat indahnya dunia mampu mengubah imajinasi banyak orang melalui skilnya mengolah musik dan lagu. Instink seninya sangat tinggi sehingga meskipun tidak melihat gambar di layar monitor, tetapi ia bisa memberikan sentuhan musik dan suara yang tepat untuk seting film yang digarapnya. Sidik, yang umumnya hanya menjadi beban keluarga, justru mampu membuka lapangan pekerjaan bagi sejumlah orang yang berada di sekitarnya. Ia adalah inspirator bagi siapa saja yang ingin sukses dalam menjalani hidupnya.
Sungguh termasuk orang-orang dhalim jika kita yang dilahirkan sempurna ternyata tidak mampu berbuat seperti mereka. Perasaan malu akan memenuhi pikiran kita jika kita hanya menjadi beban bagi orang lain. Untuk itu, mumpung masih ada waktu, selagi masih terbentang harapan-harapan, ada baiknya kita pancangkan dalam hati sejumlah mimpi-mimpi besar yang dapat kita bangun setahap demi setahap untuk masa depan yang lebih cerah. Tidak ada kata terlambat, tidak ada kata putus asa, mari terus berkarya nyata sepanjang nafas masih tersimpan dalam dada! Wa Allah a’lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Memang tad,saya merasa malu.kenapa kita yang di ciptakan dengan kondisi normal,komplit tetapi tidak punya semangat untuk maju,kita bisanya iri tanpa ada usaha yang positif.kita harus berusaha melampiaskan ke irian kita untuk memacu semangat meraih kesuksesan,kita harus bertambah syukur dengan usaha-usaha yang positif,bekerja keras,banyak beribadah,banyak istighfar.wa Allahu a'lam
BalasHapus