Selasa, 16 Maret 2010

PAK MODIN PUN WAFAT

Berita duka masih saja sering terdengar di kampung Jatisari. Baru saja di rumah pak Santo diperingati 40 hari meninggalnya putrinya, lalu selametan 100 harinya pak Aris, kini kabar kelabu itu datangnya dari perangkat kelurahan. Pak modin yang bernama Warimin dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Suasana haru mengiringi pemakaman tokoh masyarakat itu. Sejumlah petinggi kampung hadir demi memberikan penghormatan terakhir kepada beliau.

Meskipun tidak kenal betul pribadi alm. pak Warimin, saya turut berbela sungkawa atas kepergian pamong desa itu. Saya sempat beberapa kali menyaksikan beliau saat melaksanakan tugas sebagai modin di kampung. Beberapa kali pemakaman di Jatisari dipimpin pak Warimin. Oleh sebab itu, saya agak terkejut ketika dikabari pak RT kalau pak modin itu meninggal dunia.Saya dan kawan-kawan tentu berdoa semoga ruh pak Warimin mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

Ada satu hal yang mengganjal di hati saya, yakni bahwa orang yang biasa mengurus jenazah pun akhirnya harus menjadi jenazah. Mungkin bagi sebagian orang, pak Warimin adalah orang yang tahan mati sebab telah terbiasa dekat dengan mayat. Atau mungkin malah sebaliknya, beliau justru lebih siap menghadap sang Khalik karena sudah tahu banyak seluk-beluk tentang kematian.

Apapun yang sesungguhnya terjadi, pak Warimin adalah tetap manusia biasa. Ia mungkin sudah biasa berdekatan dengan orang mati, namun tentu belum pernah merasakan kematian. Hanya saat ini ketika beliau harus berpulang ke rahmatullah, barulah beliau merasakan secara langsung hakikat kematian itu. Kematian selalu memberikan nasehat yang berguna bagi kita yang masih hidup.

Masyarakat tentu kini kehilangan orang yang sangat berjasa itu. Siapa lagi yang akan menggantikan posisi beliau? Di sini nampaknya urgensi diadakannya pelatihan modin sehingga kelak ketika urusan masyarakat banyak, khususnya terkait dengan kematian, tidak terjadi kerisauan. Seluruh masalah tentunya diharapkan akan dapat diatasi dengan segera. Wa Allah a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction