Sabtu, 20 Maret 2010

SAHABATKU, TERIMA KASIH!


Pada kesempatan ini, saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih saya yang sangat dalam kepada dua sahabat baik saya, Mas Yuda dan Mas Yas. Keduanya telah membantu untuk mengantar istri saya dan anak-anak kami untuk berobat ke Puskesmas pagi ini. Saya tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan perasaan ini. Saya hanya bisa berdoa semoga Allah yang Maha Kaya berkenan untuk membalas budi baik mereka dengan pahala berlipat ganda. Amin.

Sejak keberangkatan saya ke Malang dua hari yang lalu, istri saya tinggal bersama dua anak kami di Semarang. Keadaan ini sudah rutin terjadi setiap dua minggu atau paling lama setiap bulan sekali. Saat ini, tugas saya di Malang cukup banyak sehingga nampaknya saya akan lebih lama tinggal di kota apel ini, mungkin menyita waktu sekitar empat hari. Biasanya saya hanya membutuhkan dua atau tiga hari untuk membereskan segala tanggungan akademik saya di UIN Malang. Namun sayang, sejumlah agenda telah lama menunggu kedatangan saya sehingga tatkala saya di Malang semua harus diselesaikan hingga tuntas sebelum saya kembali ke Semarang.

Tatkala jauh dari keluarga, apalagi bila istri hanya bersama anak-anak, hal yang merisaukan saya adalah bila anak kami sakit. Saya tidak tahu harus meminta tolong siapa, karena memang saya dan keluarga adalah perantau di kampung orang. Tak ada saudara atau sanak famili yang tinggal dekat dengan kami. Jika saya di rumah, tanpa pikir panjang, saya bisa langsung mengantar anak kami ke dokter. Tetapi bila saya tidak ada di rumah, siapa yang akan mengantar? Jawabannya hanya satu, yakni istri saya.

Permasalahannya, jarak dari rumah ke puskesmas atau dokter lumayan jauh, tidak biasa ditempuh dengan jalan kaki. Padahal sepeda motor satu-satunya milik kami sedang saya parkir di kampus saat berangkat ke Malang. Dengan demikian, istri saya harus rela mencari ojek atau harus naik bus demi menemui dokter.

Pagi ini anak pertama kami mengeluh sakit di lehernya. Ada bengkak di sekitar pipi dan kupingnya. Ketika sang istri menelepon, saya menyarankan untuk segera membawanya ke puskesmas atau dokter. Namun, pertanyaannya lagi-lagi, siapa yang akan mengantar ke sana? Saya lalu menyarankan kepada istri saya untuk berjalan kaki menuju gerbang perumahan kemudian meminta tolong tukang ojek untuk mengantar ke Puskesmas. Saya yakin dengan begitu, masalah dapat diatasi dengan baik.

Namun pagi ini, kenyataannya lain. Tatkala istri saya mau berangkat ke Puskesmas, tiba-tiba kawan saya, mas Yuda, menawarkan bantuan untuk mengantar istri dan anak-anak kami ke Puskesmas. Begitu pula, saat pulang, tanpa direncanakan Mas Yas pun dengan rela mengulurkan bantuan untuk mengantar mereka sampai di depan rumah. Alhamdulillah…, saya tidak menyangka kalau pertolongan Allah SWT begitu mudah buat keluarga saya melalui tangan-tangan dingin kawan-kawan saya itu.

Sungguh beruntung saya memiliki sejumlah kawan dan tetangga yang sangat baik di Jatisari Elok Semarang. Kepada merekalah saya dan keluarga sering meminta bantuan untuk mengatasi berbagai masalah kami. Mas Wisnu, misalnya, pernah saya mintai bantuan untuk membenahi aliran listrik di rumah kontrakan kami. Mas Nuruddin juga pernah saya mintai tolong untuk menemani saya saat anak kedua kami sedang dirawat di rumah sakit. Kini giliran mas Yuda dan mas Yas yang kami butuh bantuannya mengantar anak-anak kami berobat ke puskesmas. Dan masih banyak lagi kawan-kawan saya yang dengan ikhlas meringankan beban yang sedang kami hadapi. Ternyata, memang benar bahwa kawan baik bisa melebihi peran dan kedudukan saudara kandung. Dengan kata lain, kawan adalah saudara terdekat yang paling nyata bagi kami saat berada di perantauan. Terima kasih, Sahabat! Semoga peran tulus Sahabat memperoleh sebaik-baik imbalan di sisi-Nya. Amin. Wa Allah a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction